Mengenal Sarung asal Gresik yang Diproduksi Tradisional

Sarung asal Gresik ini dikenal dengan sarung BHS. Sarung BHS ini masih menggunakan alat tradisional dalam memproduksinya.

oleh Liputan Enam diperbarui 12 Nov 2019, 08:00 WIB
Diterbitkan 12 Nov 2019, 08:00 WIB
Melihat Kain Tenun di Festival Sarung Indonesia 2019
Pengunjung melihat-lihat produk kain tenun yang dipamerkan di Festival Sarung Indonesia 2019, Plaza Tenggara Kompleks GBK, Jakarta, Minggu (3/3). Festival ini diikuti sejumlah perajin sarung tenun dari berbagai daerah. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu produk khas dari Indonesia adalah sarung. Hingga saat ini, masih banyak penduduk Indonesia yang menggunakan sarung.  

Sarung biasa digunakan sebagai pelengkap busana. Bentuknya yang sederhana, membuat sarung dapat digunakan untuk berbagai hal, seperti untuk sarana ibadah, sebagai selimut atau pengganti jaket. 

Banyak daerah di Indonesia yang memproduksi sarung. Jenis sarungnya pun beragam, seperti sarung tenun, sarung songket, atau sarung batik. Salah satu daerah di Indonesia yang turut memproduksi adalah Gresik, Jawa Timur. Sarung asal Gresik ini dikenal dengan sarung BHS.

Melansir dari unggahan akun Instagram @gresiktourism, sarung BHS sudah dikenal luas. Tak hanya dalam negeri, sarung ini juga sudah sampai hingga di pasar internasional. 

Walau dikenal sebagai sarung pabrikan yang diproduksi secara massal, sarung BHS memiliki keunggulannya tersendiri. Sarung BHS tidak dibuat oleh mesin modern melainkan secara manual atau dikenal dengan bantuan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). 

Pengerjaan tersebut memberikan keunikan dan nilai tambah tersendiri bagi sarung asal Gresik ini. Terdapat penanda logo ATBM disetiap produk sarung BHS yang dikemas. Logo ini merupakan penanda bahwa produk tersebut  dikerjakan secara manual. 

Selain sarung BHS, terdapat pula sarung khas Gresik lainnya. Desa Boboh (Menganti), Wedani dan Jambu (Cerme) juga memproduksi sarung. Sarung-sarung tersebut juga dibuat secara tradisional dengan ATBM. 

(Kezia Priscilla – Mahasiswa UMN)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Mengenal Seni Tradisional Thungka dari Pulau Bawean Gresik

(Foto: Dok Disparbud Gresik)
Banyuurip Mangrove Center (Foto: Dok Disparbud Gresik)

Sebelumnya, Pulau Bawean adalah salah satu lokasi wisata yang terkenal dari Kabupaten Gresik. Di pulau ini terdapat banyak tempat yang cocok untuk rekreasi. 

Berlibur ke Pulau Bawean, Gresik, Anda bisa melihat keindahan alam bawah laut di Pantai Pulau Cina. Selain itu, terdapat pula Danau Kastoba yang bisa dijadikan tempat untuk menghilangkan penat. Di sana Anda akan mendapatkan pemandangan danau luas dengan banyak pohon hijau mengitarinya. 

Selain populer dengan tempat wisatanya, Pulau Bawean juga memiliki tradisi budayanya sendiri yang menarik. Tradisi tersebut adalah Thungka lur.

Melansir dari disparbud.gresikkab.go.id, Thungka adalah seni pertunjukan musik tradisional Bawean, Gresik yang menggunakan ronjhengan dan ghentong (alu) sebagai alat pukulnya. Ronjhengan adalah lesung penumbuk padi berbentuk menyerupai perahu kecil.

Di Bawean, seni pertunjukan ini dikenal dengan Thungka lur. Permainan musik Thungka, dimainkan oleh sekelompok perempuan. Selain menjadi vokalis, mereka juga menjadi pemukul ronjhengan menggunakan alu.

Irama yang dimainkan menggambarkan suasana musim panen yang ditunggu-tunggu oleh petani. Sedangkan syairnya berisi puji-pujian tentang kebesaran Tuhan. Biasanya, Thungkka ditampilkan dalam upacara penyambutan maupun pengantin adat.

(Kezia Priscilla - Mahasiswa UMN)

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya