Sambut Hari Antikorupsi Sedunia, Mengajarkan Kejujuran Sejak Dini kepada Anak

Setiap 9 Desember diperingati sebagai hari anti korupsi sedunia. Tujuan peringatan hari antikorupsi sedunia untuk memerangi korupsi yang merajalela.

oleh Agustina Melani diperbarui 09 Des 2019, 06:41 WIB
Diterbitkan 09 Des 2019, 06:41 WIB
keluarga
ilustrasi ibu dan anak/Photo by César Abner Martínez Aguilar on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta - Setiap 9 Desember diperingati sebagai hari antikorupsi sedunia. Tujuan peringatan hari antikorupsi sedunia untuk memerangi korupsi yang merajalela. Terkait hal tersebut, psikolog menilai mencegah korupsi dapat dilakukan sejak dini lewat keluarga dan dunia pendidikan.

Dosen Psikologi dan Klinis Mental, Universitas Airlangga Surabaya, Margaretha P.G menuturkan, korupsi merupakan tindakan ketidakjujuran melakukan sesuatu untuk keuntungan pribadi dan kelompok. Jadi korupsi itu berdasarkan ketidakjujuran. Untuk mengajarkan nilai kejujuran itu dapat dilakukan sejak dini di lingkungan keluarga.

Dengan mengajarkan kejujuran tersebut diharapkan anak mampu melakukan tindakan yang sesuai nilai-nilai kejujuran baik itu dilihat dan tidak dilihat orang lain. Margaretha menambahkan, saat ini seseorang mudah bicara soal kejujuran di depan publik. Hal itu karena ada pihak yang mengawasi, siapa pun. Nilai kejujuran tersebut dapat bernilai ketika seseorang itu melakukannya tanpa dilihat orang lain.

Margaretha menuturkan, orangtua, salah satu pihak yang berperan peting untuk mengenalkan dan menerapkan nilai kejujuran kepada anak. Bahkan orangtua mesti jadi model bagi anak untuk menerapkan kejujuran di lingkungan keluarga.

Salah satu contoh dengan memberikan tindakan dan sikap yang sesuai nilai kejujuran. Margaretha mengatakan, orangtua sebaiknya tidak malah memperlihatkan tindakan tidak baik. Contohnya dengan ketika anak menjawab telepon yang mencari orangtua, kemudian orangtua tersebut minta kepada anak untuk menjawab tidak ada di rumah.

"Anak merupakan cerminan keluarga. Bagaimana (anak bisa terapkan kejujuran-red) yaitu dengan orangtua jadi model panutan bagi anak,” tutur dia saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Senin (9/12/2019).

Selain itu, menurut Margaretha, orangtua juga perlu mengenalkan dan menjelaskan mengenai nilai-nilai yang dipegang keluarga. Salah satunya nilai kejujuran.

Margaretha menambahkan, orangtua juga membantu anak untuk mengambil keputusan dan dampak dari keputusan yang diambil. “Bantu anak gunakan akal dan berpikir kritis mengenai dampak keputusan yang diambilnya apakah itu positif dan negatif,” kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Pentingnya Dunia Pendidikan

Selain keluarga, menurut Margaretha, dunia pendidikan juga dapat mengenalkan dan menerapkan nilai kejujuran kepada anak. Oleh karena itu, dunia pendidikan dinilai mesti mencerminkan dan menerapkan nilai kejujuran. "Jadi dalam dunia pendidikan itu mestinya menjadi contoh bagi anak untuk menerapkan nilai kejujuran,” kata dia.

Margaretha menilai, kadang dunia pendidikan juga memperlihatkan contoh kurang baik mengenai ketidakjujuran. Misalkan masuk ke sekolah dengan sogokan, nilai-nilai ujian yang didapat dengan cara yang tidak baik, guru memiliki murid favorit, dan belajar kunci jawaban bila mendapatkan kunci jawaban untuk hadapi ujian.

"Hal-hal tersebut jika sejak dini dilakukan kemudian di masa depan akan ditiru dan berkembang sehingga korupsi juga menjadi terbiasa,” kata dia.

Setiap 9 Desember sendiri diperingati sebagai Hari Antikorupsi Sedunia yang diprakarsai pertama kali oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), melalui United Nation Convention Against Corruption di Meksiko, empat tahun lalu. Peringatan hari antikorupsi ini membebaskan kemiskinan dan ketidakadilan di seluruh negara di dunia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya