Dinas Kesehatan Jatim Catat 2.668 Penderita Kusta Baru pada 2019

Kabupaten atau kota di Jawa Timur yang belum eliminasi kusta pada akhir 2019 antara lain Sampang, Pamekasan, Sumenep, Bangkalan, Lumajang, Situbondo, Tuban, Probolinggo dan Jember.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Jan 2020, 10:00 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2020, 10:00 WIB
Ilustrasi Kusta (iStockphoto)
Hentikan Segala Bentuk Stigma dan Diskriminasi Terhadap Pasien Kusta (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Dinas Kesehatan Jawa Timur (Jatim) mencatat sekitar 2.668 penderita baru penyakit kusta ditemukan di Jawa Timur sepanjang 2019.

"Ditemukan sebanyak 2.668 penderita baru, sedangkan penderita yang masih berobat sampai saat ini sebanyak 3.351 orang,” tutur Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur, Herlin Ferliana, seperti dikutip dari Antara, Kamis, 23 Januari 2020.

Meski ditemukan ribuan penderita baru penyakit kusta, Herlin memastikan prevalensi penyakit kusta di Jawa Timur menurun. Pada 2018, prevalensinya 0,82, turun menjadi 0,84 per 10 ribu penduduk pada 2019.

"Tahun 2019 terjadi penurunan jumlah kabupaten yang belum eliminasi kusta. Dari 10 kabupaten atau kota pada 2018 menjadi sembilan kabupaten atau kota,” kata dia.

Herlin mengatakan, kabupaten atau kota di Jawa Timur yang belum eliminasi kusta pada akhir 2019 antara lain Sampang, Pamekasan, Sumenep, Bangkalan, Lumajang, Situbondo, Tuban, Probolinggo dan Jember.

"Maka dari itu dalam rangka Hari Kusta Sedunia ini bisa dilakukan deteksi dini dan pendampingan pada penderita kusta. Jadi, kalau ditemukan ada bercak putih di kulit keluarga, atau orang di lingkungannnya harus segera diperiksakan,” kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Selanjutnya

Kegiatan itu terbukti membuahkan hasil dengan angka RFT Rate (penderita yang menyelesaikan pengobatan) mencapai 92 persen dari target 90 persen, atau 3.036 penderita yang menyelesaikan pengobatan di antara 3.377 penderita yang berobat.

"Penyakit kusta sama dengan penyakit menular lainnya bisa diobati dan dicegah. Kalau semakin cepat ditemukan maka peluang sembuh sempurna juga lebih besar. Meskipun sudah mengalami cacat juga bisa disembuhkan dan cacatnya di rehabilitasi," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya