Hati-Hati, Kusta Basah Tularkan Lebih Banyak Bakteri

Kusta basah lebih banyak menularkan bakteri daripada kusta kering.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 12 Feb 2019, 06:00 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2019, 06:00 WIB
Ilustrasi Kusta (iStockphoto)
Ada perbedaan antara kusta kering dan basah. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Kusta basah (multi basiler/MB) rupanya menularkan lebih banyak bakteri daripada kusta kering (pausi basiler/PB). Tak ayal, jenis kusta basah berisiko tinggi menginfeksi orang lain, terlebih lagi yang punya daya tahan tubuh rendah.

Ahli Eliminasi Kusta Sri Linuwih Menaldi mengungkapkan, jumlah bakteri Mycobacterium leprae pada kusta lebih banyak.

"Jenis kusta yang bisa menularkan lebih banyak bakteri adalah kusta basah. Bakterinya sangat banyak dalam tubuh. Sama seperti kusta kering, kusta basah juga ditularkan melalui percikan udara pernapasan," jelas Linuwih saat ditemui di Kementerian Kesehatan. Jakarta, ditulis Selasa, 12 Februari 2019.

Bentuk kusta basah berupa kulit basah yang mengkilap. Ini karena terdapat banyak keringat pada permukaan kulit. Penularan kusta basah pun bisa melalui sentuhan antarkulit.

Ini terjadi bila seseorang saling bersentuhan kulit dengan penderita kusta basah. Bakteri akan mudah tertular lewat permukaan kulit.

"Ya, penularannya bisa kulit antarkulit. Apalagi orang lain yang bersentuhan itu punya luka di kulitnya, lecet pada kulitnya. Bakteri kusta jadi makin mudah masuk ke dalam luka lecet tersebut," ujar Linuwih, yang berpraktik di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta sebagai dokter spesialis kulit dan kelamin.

 

 

Simak video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pengobatan selama 12 bulan

Kusta
Pengobatan kusta basah selama 12 bulan.

Pengobatan kusta basah menggunakan 12 blister/keping obat kusta yang diminum selama 12 bulan. Baik kusta basah maupun kering, pengobatan menggunakan Multi Drugs Therapy (MDT).

Untuk kusta kering berupa kulit kering bersisik, obat kusta yang diminum sebanyak 6 blister/keping.

Di sisi lain, risiko tinggi penularan kusta dapat terjadi bila ada kontak erat secara terus menerus dengan penderita kusta.

"Maksudnya hidup dan tinggal bersama dalam satu rumah atau satu ruangan selama tiga bulan. minimal 20 jam per minggu. Buat mengetahui, apakah ada penularan bakteri atau tidak, biasanya seluruh anggota keluarga dalam satu rumah di skrining soal bercak putih dan merah, yang jadi gejala awal kusta," ujar Linuwih.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya