Operasi Protokol Kesehatan 4 Hari di Jatim, Denda 2.382 Pelanggar Capai Rp 133 Juta

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa meminta, warga di seluruh Jatim untuk mematuhi regulasi protokol kesehatan yang berlaku saat ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Sep 2020, 22:00 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2020, 22:00 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Hasil operasi yustisi protokol kesehatan selama 14-17 September 2020 di Jawa Timur telah dilakukan di sebanyak 1.329 titik dengan 16.917 teguran.

Teguran tersebut baik lisan maupun tertulis, secara perseorangan maupun korporasi. Sementara untuk denda berupa kerja sosial di fasilitas umum tercatat sebanyak 5.390 kali dan denda administratif sebanyak 2.382 kali dengan nilai denda Rp 133.141.000.

Selain itu, penutupan sementara tempat usaha sebanyak 13 tempat dan penyitaan KTP/paspor sebanyak 825 buah.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa meminta, warga di seluruh Jatim untuk mematuhi regulasi protokol kesehatan yang berlaku saat ini. Hal tersebut untuk melindungi diri sendiri, keluarga, dan orang lain dari penyebaran COVID-19 yang berbahaya.

"Operasi yustisi dilakukan sebagai bagian dari penegakan hukum dari berbagai regulasi yang diterbitkan baik pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten/kota. Tujuannya tidak lain adalah mengajak masyarakat saling melindungi satu sama lain dan gotong royong melawan COVID-19 melalui kepatuhan pada protokol kesehatan," ujar Khofifah saat meninjau sidang di tempat Operasi Yustisi dan peluncuran tim penegak disiplin Protokol Kesehatan COVID-19 di Kabupaten Madiun, Jumat, (18/9/2020) seperti dikutip dari Antara.

Ia menuturkan kebijakan tersebut sudah dikaji, dipertimbangkan secara matang, dan dipastikan bermanfaat baik dari segi kesehatan maupun keamanan bagi masyarakat di tengah pandemi COVID-19.

"Oleh sebab itu, operasi yustisi akan menjadi penguat penegakan protokol kesehatan yang lebih tegas dan masif. Yang berada di garda depan sesungguhnya adalah masyarakat," kata dia.

Gubernur perempuan pertama di Jatim itu mengatakan dengan ditegakkannya peraturan di tengah pandemi diharapkan tingkat kepatuhan masyarakat semakin meningkat.

Masyarakat diminta agar menggunakan masker ke mana saja dan mematuhi protokol kesehatan guna menekan penyebaran COVID-19.

"Jadi, masker ini menjadi salah satu solusi yang 'win-win' bagi mereka yang masih harus bekerja dan beraktivitas di luar rumah, namun kesehatannya tetap terlindungi. Masker menjadi kunci untuk tetap produktif dan aman di era pandemi," kata Khofifah.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Denda Menjadi Pengingat untuk Pakai Masker

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Adapun jumlah besaran denda yang diatur dalam Pergub Nomor 53 Tahun 2020 terkait protokol kesehatan untuk perorangan adalah sebesar Rp250.000, sedangkan untuk usaha mikro sebesar Rp1.000.000, usaha kecil sebesar Rp2.000.000, usaha menengah sebesar Rp10.000.000, dan usaha besar sebesar Rp50.000.000.

"Pada dasarnya kami tidak menghendaki atas adanya hukuman. Tapi, situasi penyebaran COVID-19 ini sangat berhubungan dengan kedisiplinan. Harapannya, denda menjadi pengingat untuk selalu menggunakan masker yang kini harganya hanya kisaran Rp5-10 ribu. Jauh lebih murah dibandingkan besaran denda," kata Khofifah.

Selain meninjau lokasi operasi yustisi, Khofifah bersama Forkopimda Kabupaten Madiun juga meresmikan tim penegak disiplin protokol kesehatan di desa dengan ditandai pemakaian syal merah putih.

Tim penegak protokol kesehatan tersebut akan bertugas bersama babinsa, babinkamtibmas, dan kepala desa di Kabupaten Madiun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya