Sang Ibu Menangis saat Jemput Anak yang Ikut Demo UU Cipta Kerja

Kapolda Jatim meyakini pelaku perusakan fasilitas umum dalam aksi Tolak UU Cipta Kerja bukan berasal dari kalangan pelajar, mahasiswa maupun buruh.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 09 Okt 2020, 19:00 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2020, 19:00 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Sebanyak 620 demonstran di Surabaya dan Malang, Jawa Timur dilepas dan dikembalikan pada keluarga masing-masing. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Polda Jatim mengamankan 634 pengunjuk rasa anarkistis dalam aksi menolak UU Cipta Kerja di Surabaya dan Malang, Jawa Timur. Dari jumlah tersebut, sebanyak 620 demonstran dilepas dan dikembalikan kepada keluarga masing-masing. 

Proses serah terima digelar di halaman Mapolda Jatim Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Jumat (9/10/2020). Suasana haru tampak menyelimuti pengembalian kepada keluarga tersebut. Hujan tangis juga mewarnai pertemuan antara ibu dan anak. 

"Kalau masih merepotkan orangtua jangan lakukan hal yang aneh-aneh ya," ucap sang ibu sambil menangis dan memeluk anaknya. 

Sementara itu, Kapolda Jatim Irjen Pol M Fadil Imran menyampaikan, adik-adik pelajar, mahasiswa dan teman-teman buruh yang kemarin unjuk rasa, akan dipulangkan. Pihaknya hanya ingin mengedukasi dan mempersilahkan menyampaikan aspirasi serta pendapat tapi jangan melakukan tindakan anarkis saat demo. 

"Kami tidak akan mentoleransi siapapun yang melakukan tindakan anarkis. Membakar fasilitas umum, merusak kendaraan milik Polri maupun masyarakat. Bagi mereka yang anarkis, kami akan kami proses. Ini sebagai pembelajaran kalau mereka melakukan hal yang sama akan jadi pelajaran," tutur Fadil. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Kapolda Jatim Tak Ingin Surabaya Dirusak Orang Tak Bertanggung Jawab

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Kapolda Jatim Irjen M Fadil Imran (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Jenderal bintang dua ini meyakini, pelaku perusakan fasilitas umum dalam aksi Tolak UU Cipta Kerja bukan berasal dari kalangan pelajar, mahasiswa maupun buruh. Akan tetapi, mereka secara sengaja berniat untuk merusak fasilitas umum.

"Saya sangat sayang dengan Kota Surabaya, dengan Jawa Timur. Saya kira kita semua tidak ingin Kota Surabaya yang indah ini dirusak orang-orang yang tidak bertanggung jawab," ucap Fadil. 

Fadil meminta orangtua untuk mengingatkan anaknya agar tidak melakukan unjuk rasa yang tidak jelas.

"Saya titip ini, adik-adik kepada bapak-bapak keluarganya. Nanti setelah sampai di rumah, nuwun sewu tolong dinasehati supaya lain kali kalau diajak melakukan unjuk rasa, kalau tidak jelas, tidak usah ikut," ujar Fadil.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya