BPBD Lumajang Bakal Bentuk Desa Tangguh Antisipasi Potensi Bencana Likuefaksi

Badan Geologi Kementerian ESDM juga sudah memaparkan hasil penelitian potensi bencana likuefaksi kepada Bupati Lumajang Thoriqul Haq

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Nov 2020, 20:44 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2020, 20:44 WIB
Wisata Lumajang
Ranu Regulo (Sumber: wisatalumajang.com)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang akan membentuk desa tangguh bencana likuefaksi untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana tersebut.

"Kami juga akan membentuk desa tangguh bencana likuefaksi, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana tersebut," ujar Kabid Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Lumajang Wawan Hadi Siswoyo, seperti dikutip dari Antara, Jumat, (13/11/2020).

Sosialisasi dan pembentukan desa tangguh bencana itu, setelah Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meneliti potensi bencana likuefaksi di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

"Pusat Tanah dan Geologi Tata Lingkungan Badan Geologi Kementerian ESDM meneliti potensi bencana likuefaksi di Lumajang pada September dan Oktober 2020," ujar dia.

Likuefaksi merupakan fenomena meluluhnya massa tanah akibat guncangan gempa yang menyebabkan tanah kehilangan kekuatannya.

Wawan menuturkan, pihak Badan Geologi Kementerian ESDM juga sudah memaparkan hasil penelitian potensi bencana itu kepada Bupati Lumajang Thoriqul Haq di Ruang Mahameru Kantor Bupati Lumajang, Kamis, 12 November 2020.

"Tim memaparkan peta potensi bencana likuefaksi di Lumajang ada dua kecamatan yang berpotensi, yakni Kecamatan Yosowilangun sama Kecamatan Kunir, namun masih akan dilakukan kajian lebih dalam," ujar dia.

Ia mengatakan, BPBD Lumajang akan sosialisasi kepada masyarakat terkait dengan bencana likuefaksi setelah dokumen kajian pemetaan bencana tersebut diserahkan Kementerian ESDM kepada Pemkab Lumajang.

"Kami juga akan membentuk desa tangguh bencana likuefaksi, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana tersebut," ujar dia.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Dikelompokkan Jadi Lima Zona

Sementara itu, Kepala Pusat Tanah dan Geologi Tata Lingkungan Badan Geologi Kementerian ESDM Andiani mengatakan dari hasil survei selama dua bulan tersebut, tim peneliti memetakan pada skala regional 1:100.000 menyebutkan Kabupaten Lumajang memiliki tingkat kerentanan menengah hingga tinggi terhadap kejadian likuefaksi.

"Intinya yang kami lakukan bukan untuk menakuti masyarakat, namun kami harapkan agar masyarakat lebih aware, lebih paham terhadap dan ketika bencana terjadi masyarakat paham harus berbuat apa," tutur dia.

Tim peneliti juga memaparkan pada skala 1:50.000, kerentanan likuefaksi di Lumajang dapat dikelompokkan menjadi lima zona, yaitu kerentanan sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah.

"Kerentanan di Lumajang secara umum berupa rentan menengah hingga rendah, namun masih terindikasi sejumlah daerah memiliki kerentanan tinggi hingga sangat tinggi," ujar dia.

Andiani berharap zona kerentanan likuefaksi dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bahaya yang ada di lingkungan sekitar.

"Melalui peningkatan pengetahuan dan pemahaman akan bahaya likuefaksi diharapkan dapat mewujudkan masyarakat yang lebih tangguh dan siap siaga," tuturnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya