Doa Lewat Selembar Batik dari Jatim untuk Dunia

Menurut Khofifah, batik di Jatim bukan sekadar lembaran kain dengan motif biasa.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Nov 2020, 18:00 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2020, 18:00 WIB
Ilustrasi membatik di jatim
Ilustrasi membatik di jatim (Photo by arief santoso on Unsplash)

Liputan6.com, Surabaya- Pemerintah provinsi (Pemprov) Jatim memilih Pantai Solong Banyuwangi sebagai lokasi pergelaran busana East Java Fashion Harmony 2020. Perhelatan yang memasuki tahun kedua ini mengusung tema Batik Gringsing dan melibatkan 12 desainer batik Jatim.

“Ini jadi komitmen untuk mempromosikan batik khas Jatim,” ujar Gubernur Jatim Khofifah di Banyuwangi, seperti yang dikutip dari Antara, Sabtu (14/11/2020).

Menurut Khofifah, batik di Jatim bukan sekadar lembaran kain dengan motif biasa, namun setiap goresan yang terlukis didalamnya memiliki filosofi dan nilai luhur yang tinggi.

Nilai batik semakin bertambah saat para pembatik berkolaborasi dengan para perancang berkualitas dan hingga menghasilkan mahakarya busana batik yang menawan yang ditampilkan pada pertunjukan ini.

Gringsing adalah motif sederhana berupa bundaran dan lingkaran serta sisik. Setiap daerah memiliki pola motif gringsing yang berbeda-beda.

Gringsing memiliki filosofi makna keseimbangan, keteguhan serta kesatuan. Gringsing juga berasal dari kata "gring" yang berarti "sakit" dan "sing" berarti "Jangan". Gringsing berati Jangan Sakit yang narasinya dapat dibaca sebagai doa kemanusiaan untuk dunia dari Jatim.

Ajang ini diikuti pembatik dari sembilan kota dan kabupaten Jatim, yakni Sidoarjo, Mojokerto, Lamongan, Tuban, Tulungagung, Trengalek, Pamekasan, Bangkalan, dan Banyuwangi.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya