Tape Pisang Hasil Olahan UMKM Lumajang Ini Wajib Anda Coba

Ide pembuatan tape pisang muncul karena banyaknya pisang di daerah tempat tinggal Thoyibatur di Desa Kalibendo, Lumajang, Jawa Timur.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Nov 2020, 08:11 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2020, 06:00 WIB
pisang terlalu matang
ilustrasi buah pisang/Photo by Elena Koycheva on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta - Siapa tak kenal pisang? Buah yang dagingnya terasa manis ini digemari banyak orang, selain mengandung banyak manfaat untuk kesehatan, pisang juga menjadi favorit untuk dijadikan makanan olahan.

Keripik pisang adalah hasil olahan yang paling populer dari buah ini. Namun, jangan salah, di tangan UMKM Kabupaten Lumajang, Jawa Timur yang terkenal dengan sebutan Kota Pisang ini, pisang bisa menjadi beraneka rupa jenis olahan.

Seperti yang dilakukan UMKM "Aroma" milik Toyibatur Rochmah yang berada di Desa Kalibendo, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang. UMKM ini telah berkonsentrasi pada pengolahan buah pisang sejak beberapa tahun lalu, dilansir dari Antara.

Di tangan Toyibatur, pisang tidak hanya dijadikan keripik atau sale pisang, namun juga diolah menjadi tape pisang yang rasanya juga tidak kalah dengan tape singkong pada umumnya.

Ide pembuatan tape pisang muncul karena banyaknya pisang di daerah tempat tinggal Thoyibatur di Desa Kalibendo, namun olahan yang monoton membuatnya ingin mencoba pengolahan yang berbeda.

"Saya melihat potensi pisang di Desa Kalibendo sangat melimpah, namun olahannya hanya itu-itu saja, sehingga timbul ide untuk mengolah pisang yang beda dengan olahan pisang pada umumnya," kata Toyibatur di Lumajang.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini

Cara Membuat Tape Pisang

Ilustrasi Pisang | Hans Braxmeier dari Pixabay
Ilustrasi Pisang | Hans Braxmeier dari Pixabay

Dia menuturkan, pembuatan tape pisang tidaklah susah dan hampir sama seperti membuat tape dari singkong. Namun, pisang yang digunakan juga tidak boleh sembarangan karena harus menggunakan pisang kepok yang matang dari pohon dengan kematangan yang pas, sehingga tekstur tape pisang empuk, namun tidak lunak.

Pisang terlebih dahulu dipilah kadar kematangannya, kemudian dikukus. Setelah itu diberi ragi seperti halnya pembuatan tape pada umumnya dan tape sudah bisa dikonsumsi setelah 24 jam.

"Kami terus melakukan inovasi agar tape pisang bisa lebih tahan lama saat masak, yakni sekitar 3 x 24 jam karena beberapa konsumen yang memesan berada di luar Pulau Jawa," tuturnya.

Thoyibatur memasarkan tape pisangnya melalui media sosial dan respon masyarakat cukup tinggi di beberapa daerah. Bahkan, tape pisang buatannya sudah dinikmati konsumen di Surabaya, Sumatera, Papua, dan Sulawesi melalui pengiriman paket supercepat.

"Kadang-kadang konsumen dari berbagai daerah itu memesan tape pisang saat berlibur di Pulau Bali, sehingga saya mengirimnya ke sana dan kadang ada kurir paket yang mengirim barang ke luar Jawa juga membawa pesanan konsumen," ujarnya.

 

Bisa Pesan Lewat Daring

Ilustrasi kulit pisang
Ilustrasi kulit pisang (Photo by stevepb on Pixabay)

Setiap hari produksi tape pisang di UMKM Aroma berkisar 50 hingga 60 kotak yang dipasarkan di sekitar Lumajang dengan harga perkotak dibandrol cukup murah, yakni Rp15 ribu yang beratnya sekitar 200 hingga 250 gram.

Tidak hanya tape pisang yang diproduksi UMKM Aroma, namun berbagai olahan pisang juga tersedia seperti keripik pisang, sale pisang, selai pisang, keripik pelepah pisang (Dbox Crispy), carangmas pisang, stik pisang, dan madumongso pisang.

Nah, bagi Anda yang penasaran dengan tape pisang yang unik dan berbagai olahan pisang khas Kabupaten Lumajang, bisa incip-incip produksi olahan pisang buatan Toyibatur Rochmah saat berkunjung ke Kota Pisang tersebut.

Selain itu, Anda juga bisa membeli secara daring melalui media sosial https://www.facebook.com/aromacamilanbuahpisang dan https://aromalumajang.business.site/.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya