Liputan6.com, Jakarta - Beredar foto di media sosial twitter yang menunjukkan tumpukan penumpang pada Selasa pagi pukul 04.30 WIB, 22 Desember 2020 di Bandara Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur.
Mengutip dari akun @TeguhRifaldy terjadi penumpukan penumpang di bandara T1 Juanda. Ia pun mengunggah caption 4.30 terjadi penumpukan penumpang di bandara T1 Juanda,gmna ini @angkasapura172@AP_Airports
Unggahan tersebut pun sudah direspons oleh akun @angkasapura172. Dalam unggahannya menulis Pagi sahabat, mohon maaf atas situasi yang dialami. Koordinasi dengan unit terkait, diinfokan bahwa antrian tersebut dikarenakan adanya pemberlakuan persyaratan perjalanan Surat Edaran Satgas COVID-19 Nomor 3 Tahun 2020. Perihal antrian tersebut juga telah disampaikan kepada unit terkait agar bisa dievaluasi ke depannya guna peningkatan pelayanan terhadap pengguna jasa Bandara. Salam hormat.
Advertisement
Baca Juga
Saat dikonfirmasi mengenai hal itu, Stakeholder Relation Manager Yuristo Ardhi Hanggoro menuturkan, ada dua titik lokasi antrean. Pertama, lokasi rapid test yang berpotensi penumpukan penumpang. Kedua, penumpang yang melakukan rescheduling dan refund.
Yuristo menuturkan, pihaknya sudah melakukan upaya untuk mengatasi potensi penumpukan penumpang di lokasi rapid test. Pertama, pengelola Bandara Juanda sudah membuka layanan rapid test sejak pukul 03.00 WIB dan pengambilan sampel pukul 04.00 WIB. Lokasi rapid test antigen ini berada di area pelataran parkir roda empat Terminal 1 (T1).
"Kami sudah buka layanan (rapid test) lebih awal sejak pukul 03.00 pagi WIB. Kami sudah stand by pukul 01.30 WIB. Jam 04.00 pengambilan sampel. Untuk penerbangan dari Bandara Juanda menuju bandara kota lain wajib pakai rapid test antigen,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (22/12/2020).
Yuristo menuturkan, pihaknya sudah memberikan layanan rapid test antigen sekitar 800-900 dalam dua hari ini. Ia menuturkan, masih banyak anggapan dari masyarakat kalau rapid test antigen harus di bandara. Padahal, rapid test antigen dapat dilakukan di fasilitas kesehatan lainnya seperti rumah sakit dan klinik.
Yuristo menuturkan, rapid test antigen yang disediakan di bandara sebagai layanan tambahan untuk mempermudah calon penumpang.
"Ada masyarakat yang sudah yakin dengan kondisi tubuhnya sehingga tes di bandara. Kami juga sarankan di layanan fasilitas kesehatan lainnya. Rapid test diberikan di bandara sebagai layanan tambahan untuk mempermudah masyarakat," kata dia.
Ia pun mengimbau kepada calon penumpang yang akan berangkat dari Bandara Juanda untuk melakukan rapid test sebelum keberangkatan.
"Untuk persyaratan perjalanan yang menggunakan rapid test antigen itu berlaku 3x24 jam, maka dari itu kami mengimbau untuk melakukan rapid test antigen satu atau dua hari sebelum jadwal keberangkatan. Sehingga memudahkan saat keberangkatan nantinya," kata dia.
Kedua, pihaknya juga menambah sumber daya manusia (SDM) untuk mengatur antrean. "Kami tambah dua kali lipat dari sisi SDM. Jadi dinas malam lanjut untuk membantu dinas pagi," kata dia.
Ketiga, pihaknya sudah menyediakan sekitar 250 kursi dan mengatur flow mulai dari pendaftaran, pembayaran, ruang tunggu, dan pengambil hasil sudah dipisahkan.
Yuristo mengatakan, pihaknya akan menambah jumlah rapid test antigen mengingat animo dari calon penumpang. Akan tetapi, pihaknya berkoordinasi dahulu dengan klinik karena terkait alat dan tenaga kesehatan.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Penumpukan Penumpang karena Ada Rescheduling dan Refund
Selain lokasi rapid test, penumpukan penumpang juga terjadi berada di layanan customer service maskapai. Hal ini mengingat ada penumpang yang tidak dapat terbang sesuai jam seharusnya. Hal ini karena hasil rapid test yang belum keluar. Oleh karena itu, Yuristo menuturkan, pihaknya berkoordinasi dengan maskapai untuk keberangkatan.
"Ada reschedule dan refund atau pengembalian dana. Ada penumpukan bisa karena proses rescheduling di terminal,” ujar dia.
Yuristo menuturkan, pihaknya pun memisahkan area rescheduling terutama penumpang yang cukup banyak seperti Lion Air. Hal itu agar antrean dapat terurai.
"Kami juga sudah membuka Posko Nataru. Posko tersebut digunakan untuk proses rescheduling. Kemudian kami juga meminta untuk membuka call center sehingga memudahkan penumpang untuk melakukan rescheduling lewat telepon. Citilink lewat telepon untuk urai kepadatan," kata dia.
Yuristo mengatakan, jumlah penumpang naik memasuki libur Natal dan Tahun Baru Pada Minggu, 20 Desember 2020 tercatat jumlah penumpang mencapai 23.091 dan Senin, 21 Desember 2020 tercatat jumlah penumpang 19.863 orang.
"Rata-rata jumlah penumpang 20 ribu per hari. Sebelum Nataru sekitar 18 ribu-19 ribu, ada pertumbuhan,” kata dia.
Advertisement