Harga Kedelai Turun, Produsen Tempe di Sidoarjo Lega

Hudiyono menjelaskan, turunnya harga kedelai ini bisa terjadi karena sudah ada kesepakatan antara importir dengan produsen tahu dan tempe.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 09 Jan 2021, 02:20 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2021, 02:20 WIB
Harga Kedelai Naik, Pabrik Tahu Tempe Berhenti Beroperasi
Aktivitas pekerja di pabrik tahu tempe yang berhenti operasi di kawasan Duren Tiga, Jakarta, Sabtu (2/12/2021). Puskopti DKI Jakarta pun menyatakan mogok produksi ini akan dilakukan oleh sekira 5.000 pelaku usaha kecil menengah yang ada di bawah naungannya. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Sidoarjo - Penjabat (Pj) Bupati Sidoarjo Hudiyono mengungkapkan, harga kedelai turun dari Rp 9.500 per Kilogram (Kg) kini menjadi Rp 8.500 per/kg. Harga tersebut didapat setelah dirinya mendapatkan laporan dari kepala dinas perindustrian dan perdagangan kabupaten Sidoarjo, Charda.

"Alhamdulillah mulai hari ini harga kedelai turun jadi Rp 8.500 per/kg. Ini adalah upaya pemerintah dalam mengatasi kenaikan komoditas bahan baku tahu tempe yang sudah jadi konsumsi harian masyarakat," ujarnya, Kamis (7/1/2021).

Hudiyono menjelaskan, turunnya harga kedelai ini bisa terjadi karena sudah ada kesepakatan antara importir dengan produsen tahu dan tempe yang tergabung dalam (Gakoptindo) gabungan koperasi produsen tahu tempe Indonesia.

Melalui Surat Edaran (SE) kementerian pertanian harga kedelai dari importir disepakati dijual ke Gakoptindo 8.500/kg. Upaya yang dilakukan pemerintah pusat melalui kementerian pertanian ini sebagai langkah darurat untuk melakukan stabilisasi harga kedelai.

"Sehingga produsen tahun tempe termasuk Gakoptindo Sidoarjo bisa bernafas lega dengan kembali memproduksi dalam jumlah banyak," ucapnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Koordinasi dengan Pemprov Jatim

Hudiyono mengatakan, pihaknya akan terus koordinasi dengan pemerintah provinsi Jatim dan pemerintah pusat. "Karena jumlah produsen tahu dan tempe di Sidoarjo sangat tinggi. Setiap bulan jumlah pasokan kedelai yang dibutuhkan produsen di Sidoarjo tidak kurang dari 15 ribu ton kedelai," ujarnya.

Jumlah ini menurut Pj Bupati Sidoarjo cukup besar. Jika mengalami gangguan produksi imbasnya bukan saja produsen saja tapi langsung ke masyarakat. "Tidak terkecuali para pedagang eceran yang selama ini bergantung dari jualan tahu dan tempe di pasar - pasar tradisional," ucapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya