Berbekal Teknologi, Toko Kelontong di Surabaya Bertahan di Tengah Pandemi

Menurutnya, kebutuhan membayar tagihan dan membeli produk digital telah menjadi kebutuhan primer yang harus dilakukan oleh seluruh masyarakat Indonesia, khususnya warga Surabaya.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 21 Mei 2021, 21:28 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2021, 21:28 WIB
Ilustrasi jasa pengiriman.
Ilustrasi jasa pengiriman. (Foto: Pixabay)

Liputan6.com, Surabaya - Neng Ayutya, salah satu pemilik toko kelontong di Surabaya, mengaku kalau dirinya bertahan menjalankan bisnisnya di tengan pandemi Covid-19 dengan cara PPOB (Payment Point Online Bank) atau layanan tagihan bulanan dalam satu tempat.

"Saya hampir lima tahun berbisnis PPOB di wilayah Surabaya. Dan Alhamdulillah, bisnis saya juga masih bertahan hingga masa pendemi Covid-19 seperti ini," ujarnya, Jumat (21/5/2021).

Perempuan yang akrab di sapa Neng Ayut ini menjelaskan, dengan memiliki sistem PPOB, dirinya dapat melayani pembayaran mulai dari tagihan PLN,PDAM, BPJS hingga pembelian voucher pulsa, game online dan masih banyak lagi.

Menurutnya, kebutuhan membayar tagihan dan membeli produk digital telah menjadi kebutuhan primer yang harus dilakukan oleh seluruh masyarakat Indonesia, khususnya warga Surabaya.

"Saya sejak tahun 2015 sudah buka warung dan melayani seluruh tagihan bulanan warga sini. Dan Alhamdulillah, saya rutin mendapatkan keuntungan dari bisnis PPOB hingga Rp 6 juta per bulan," ucapnya.

Ayut mengungkapkan, penghasilannya sejak masa pandemi ini meningkat drastis gara-gara membuka layanan ekspedisi dari Fastpay.

“Sejak pandemi, banyak orang yang kirim-kirim barang dan banyak sekali yang kirim melalui saya," ujarnya.

Transaksi Ekspedisi

Neng Ayut juga mengaku, penghasilan di bulan April saja total yang dihasilkan sudah mencapai Rp 14 juta per bulan dan keuntungan yang paling banyak didapatkan dari transaksi ekspedisi.

“Tiap hari saya buka loket buat terima barang kiriman dari pelanggan. Alhamdulillah sejak fastpay bekerjasama dengan sicepat saya bisa untung Rp 14 juta per bulan," ucapnya.

"Terjadinya lonjatkan transaksi ekspedisi dikarenakan masyarakat sudah mulai melakukan transaksi secara online melalui marketplace yang berdampak dan menjadi rejeki bagi para agen yang memiliki bisnis ekspedisi," ujarnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Ilustrasi belanja online, ecommerce, e-commerce, toko online
Ilustrasi belanja online, ecommerce, e-commerce, toko online. Kredit: athree23 via Pixabay
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya