Solusi Wali Kota Malang soal Data Ganda Vaksinasi Covid-19

Pemkot siap memberikan surat pengantar bukti sudah vaksin Covid-19 terhadap warga yang datanya tak muncul di aplikasi PeduliLindungi

oleh Zainul Arifin diperbarui 15 Okt 2021, 15:14 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2021, 15:14 WIB
TNI AL Target dalam Dua Hari Vaksinasi Massal di Malang Sasar 30 Ribu Warga
Vaksinator menyuntikkan vaksin Covid-19 ke seorang peserta vaksinasi massal di Stadion Gajayana, Kota Malang pada Sabtu, 7 Agustus 2021 (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Liputan6.com, Malang - Pemerintah Kota Malang tak memungkiri ada sejumlah masalah selama pelaksanaan vaksinasi di Malang. Persoalan itu khususnya menyangkut data warga yang hendak ikut maupun setelah suntik vaksin Covid-19.

Masalah data itu seperti kasus Nomor Induk Kependudukan (NIK) ganda lantaran dipakai seorang warga di Malang dan warga lain di Jakarta. Ada pula peserta serbuan vaksinasi di Malang tapi datanya belum terekam atau tak muncul saat dicek di aplikasi Peduli Lindungi.

“Saat vaksinasi di Polres Malang Kota ada kasus dobel NIK, tapi warga itu akhirnya tetap dilayani,” kata Wali Kota Malang, Sutiaji, Kamis, 14 Oktober 2021.

Warga dengan kasus data NIK ganda itu akhirnya tetap bisa ikut vaksinasi serta diberi surat keterangan dari dinas terkait bila sudah divaksin. Sekaligus diurus penyelesaian masalah data administrasi kependudukannya.

Banyak pula warga yang ikut program serbuan vaksinasi dosis pertama pada Agustus silam di Stadion Gajayana yang datanya tak terinput dalam aplikasi Peduli Lindungi. Mereka dibuatkan surat pengantar dari dinas terkait agar bisa ikut vaksinasi dosis kedua dan diinput datanya.

“Mereka ikut serbuan vaksinasi, tapi data NIK terlambat diinput sehingga belum terekam di Peduli Lindungi. Ada solusi bisa dibuatkan surat pengantar dari dinas,” urai Sutiaji.

Karena itu Pemkot Malang belum ada rencana mewajibkan pengelola kafe menerapkat syarat penggunaan Peduli Lindungi terhadap pengunjungnya. Sebab bisa jadi pula tidak semua warga yang sudah vaksinasi di Malang maupun di daerah lain menggunakan aplikasi itu.

“Tidak semua masyarakat kita menggunakan aplikasi itu. Karena itu kekuatan utamanya ya kesadaran pengelola maupun pengunjung agar patuh protokol kesehatan,” ujar Sutiaji.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Solusi Awal

Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, Husnul Muarif, mengatakan ada lebih dari 16 ribu warga peserta serbuan vaksinasi dosis pertama di Stadion Gajayana pada Agustus silam, kini sudah menjalani dosis kedua.

“Iya mereka semua sudah terinput datanya pada Peduli Lindungi,” ujar Husnul Muarif.

Ia mengklaim sejauh ini tak ada laporan warga yang sudah divaksin ternyata belum terekam datanya. Bila ternyata ada warga yang sudah vaksin ternyata setelah dicek di aplikasi Peduli Lindungi namanya tak muncul, disarankan menjalankan prosedur.

“Paling utama tentu harus punya aplikasi Peduli Lindungi. Bila dicek namanya tak muncul, silakan dilihat pada menu aplikasi. Bisa hubungi email layanan di aplikasi itu atau call center 1199,” ujar Husnul.

Sementara itu berdasarkan data Dinas Kesehatan, sampai dengan Kamis ini vaksinasi di Malang untuk dosis pertama sudah mencakup 90,67 persen. Sedangkan dosis kedua sudah mencapai 58 persen dan ditarget minimal bisa mencapai 70 persen pada akhir tahun ini.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya