Liputan6.com, Malang - Hilir mudik masyarakat masuk ke kawasan Stadion Kanjuruhan Malang. Tidak ada keriuhan, yang tampak adalah wajah – wajah muram dengan raut kesedihan. Seolah mendung tebal terus bergelayut di atas langit Malang.
Sisa serpihan kaca masih berserakan di beberapa titik di Stadion Kanjuruhan Malang. Coretan cat beragam dengan tulisan berisi pesan duka, kecaman sampai kekecewaan memenuhi sejumlah titik tembok stadion.
Tak sedikit pelajar, remaja sampai orang dewasa yang datang ke stadion membawa bunga. Mereka jongkok sejenak sembari berdoa lalu menabur bunga. Di bawah Patung Singa maupun di depan pintu keluar sektor 13.
Advertisement
Syal kebanggan Arema turut diletakkan di dekat taburan bunga. Saat malam hari, lilin tanda duka cita turut menyala. Tidak sedikit yang menggelar doa bersama untuk 131 jiwa yang melayang kala pecah tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang. Wajah sembab dan tangis lirih jelas terlihat.
“Saya mendoakan semua yang meninggal mendapat tempat terbaik di sisi yang maha kuasa,” kata Dirga, usai tabur bunga di pintu sektor 13.
Pelajar kelas 9 di sebuah madrasah tsanawiyah di Kepanjen, Kabupaten Malang, ini datang tabur bunga ke stadion bersama Biyan, temannya satu sekolah. Keduanya selamat tanpa luka sedikitpun saat pecah kerusuhan usai laga Arema versus Persebaya.
“Saya di tribun bawah papan skor. Langsung lari ke lapangan saat gas air mata ditembakkan. Bisa keluar stadion setelah situasi mereda,” ujar Dirga.
Biyan, rekan Dirga, mengaku tak tahu kelak akan kembali menonton pertandingan atau tidak saat Arema diperbolehkan menggelar pertandingan di kandang. Berharap peristiwa ini adalah yang terakhir kalinya terjadi tak hanya di Stadion Kanjuruhan, tapi juga di seluruh Indonesia.
“Kami hanya ingin menonton sepakbola, ternyata ada peristiwa ini. Semoga ini tidak terjadi lagi,” ujarnya.
Saban hari selalu digelar doa bersama oleh warga maupun komunitas Aremania. Tidak hanya di Stadion Kanjuruhan, tapi juga di banyak titik. Rencananya, puncak doa bersama digelar saat peringatan 7 hari tragedi itu di Stadion Kanjuruhan.
Sepakbola Menjadi Duka
Laga Arema versus Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu, 1 Oktober 2022 malam berakhir duka. Usai pertandingan, terjadi kekacauan lantaran situasi tak terkendali di dalam stadion. Disertai tembakan gas air mata dari aparat keamanan.
Tragedi itu merenggut 131 orang meninggal dunia dengan usia rata – rata masih muda. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, dari seluruh korban jiwa itu ada 43 orang di antaranya berusia di bawah 18 tahun, termasuk seorang bocah berusia 3 tahun.
“Jumlah korban itu yang tercatat di sepuluh rumah sakit di wilayah Malang Raya,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Wiyanto Wijoyo.
Advertisement