Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat menyatakan, respons atas situasi terkini melalui strategi perekonomian 2023 sangat penting. Menurutnya, untuk mencapai pertumbuhan sesuai yang diperkirakan diperlukan optimisme dalam menghadapi sejumlah tantangan.
"Pandemi Covid 19, krisis politik di Eropa Timur dan turbulensi geopolitik global patut menjadi pelajaran dalam menata perekonomian dalam negeri," ujarnya pada diskusi daring "Prospek Ekonomi Indonesia 2023" yang digelar oleh Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu (11/1/2022).
Sinergi multisektor, ujar Rerie sapaan akrab Lestari, patut diperkuat untuk menopang pertumbuhan ekonomi sepanjang 2023.
Advertisement
Menurutnya, berdasarkan catatan Bank Indonesia perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 berkisar 4,5%-5,3% dengan prasyarat dukungan tingkat konsumsi masyarakat, berlanjutnya dukungan fiskal pemerintah, investasi, hingga kinerja ekspor yang tumbuh.
"Diperlukan optimisme dan konsistensi kerja serta kebijakan strategis untuk berbenah, meningkatkan ekonomi nasional demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia," tukasnya.
Rektor Unika Atma Jaya Agustinus Prasetyantoko yang menjadpembicara berpendapat, kondisi data analisis ekonomi dan implementasinya sangat dinamis. Pada kondisi baru keluar dari pandemi, inflasi tinggi dinilai otoritas moneter merupakan kondisi yang biasa.
"Namun, ujarnya, ada variabel penting yang tidak diduga seperti geopolitik yang mengakibatkan harga energi dan pangan naik drastis sehingga mengakibatkan inflasi yang lebih permanen," ujarnya.
Apa pun kebijakan yang diambil, tambah Agustinus, akan mengarah pada kenaikan suku bunga yang cepat dan bernilai besar secara signifikan.
Dampaknya, akan terjadi koreksi pertumbuhan dengan terjadinya stagflasi dan potensi resesi, seberapa panjang dan dalamnya masih sangat dinamis.
Menurut Agustinus, ada beberapa hal yang akan menekan pasar likuiditas Indonesia, antara lain disebabkan nilai tukar mata uang yang cukup tinggi di kisaran Rp15.000 per dollar AS, cadangan devisa terkuras untuk tekan dinamika pasar.
Â
Pengaruh Komiditas
Kepala Ekonom PT Bank Central Asia, David Sumual mengungkapkan komoditas akan mempengaruhi perekonomian Indonesia.
Batubara, ujar David, masih jadi tumpuan pertumbuhan komoditas sepanjang 2022, neraca transaksi berjalan cukup besar berkisar 0,5%-1, 3%."Harga komoditas Indonesia sangat baik, tetapi hasil ekspornya belum maksimal," ujar David.
Bahkan, tambah David, akan ada aturan baru dari pemerintah yang mengatur berapa lama eksportir memarkir dolarnya di dalam negeri untuk memperkuat likuiditas di dalam negeri.
Tantangan ekonomi Tiongkok yang melambat akan mempengaruhi permintaan terhadap komoditas kita.
Meski begitu David menilai fundamental ekonomi nasional cukup baik, sehingga bila di luar negeri berpotensi terancam resesi di dalam negeri hanya terjadi perlambatan.
Pada 2023, menurut David, masih merupakan masa pemulihan ekonomi pascapandemi, sehingga wajar bila terjadi perlambatan. "Mudah-mudahan angin yang datang ke Indonesia sepoi-sepoi saja, bukan badai ekonomi," ujar David.
Advertisement