Perayaan Yadna Kasada Kunjungan Wisatawan ke Gunung Bromo Dibatasi

Selama perayaan Yadnya Kasada, akses pengunjung kawasan wisata Gunung Bromo dibatasi selama 3 (tiga) hari mulai Sabtu (3/6/2023) pukul 18.00 WIB hingga Senin (5/6/2023) pukul 18.00 WIB.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 04 Jun 2023, 10:56 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2023, 10:56 WIB
Ilustrasi Gunung Bromo (Istimewa)
Ilustrasi Gunung Bromo (Istimewa)

Liputan6.com, Probolinggo - Selama perayaan Yadnya Kasada, akses pengunjung kawasan wisata Gunung Bromo dibatasi selama 3 (tiga) hari mulai Sabtu (3/6/2023) pukul 18.00 WIB hingga Senin (5/6/2023) pukul 18.00 WIB.

Dengan adanya pembatasan ini, maka pengunjung wisata Gunung Bromo tidak bisa turun ke lautan pasir atau naik ke bibir kawah Gunung Bromo. Meskipun demikian, wisatawan dari Kabupaten Probolinggo masih bisa menikmati keindahan Gunung Bromo maupun prosesi Yadnya Kasada dari atas Cemorolawang maupun Seruni Point.

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Probolinggo Bambang Suprapto mengatakan pembatasan akses bagi pengunjung wisata Gunung Bromo ini dilakukan dengan alasan supaya pelaksanaan ritual Yadnya Kasada bagi warga Tengger berjalan dengan khidmat.

“Sejak Covid-19, beberapa kali perayaan Yadnya Kasada wisata Gunung Bromo dibatasi. Ternyata selama pembatasan tersebut, para dukun pandita merasakan suasana yang beda. Sebelum Covid-19, kurang konsentrasi karena banyak gangguan dan setelah Covid-19 kok malah khidmat dan khusyuk,” katanya.

Bambang menegaskan wisatawan tidak perlu khawatir karena masih bisa menikmati dari atas Cemorolawang dan masih bisa ke Seruni Point. Yang tidak boleh turun ke lautan pasir maupun naik ke kawah Bromo.

“Selama pembatasan ini sudah ada petugas yang akan menjaga. Sebab kalau hanya rambu-rambu saja maka akan diterobos. Nanti ada petugas dari TNI, Polri, Satpol PP, Joko Boyo dan Hansip. Jadi mohon maaf selama Yadnya Kasada wisatawan tidak bisa turun ke lautan pasir maupun kawah Bromo,” jelasnya.

Menurut Bambang, puncak dari Yadnya Kasada ini adalah labuh hasil bumi ke kawah Gunung Bromo. Makna dari labuh hasil pertanian ini ada 3 bagi masyarakat Tengger. “Kita selalu menghormati dan menjalin hubungan yang harmonis antara manusia dengan manusia, manusia dengan sesama manusia dan manusia dengan alam lingkungan. Kita wujudkan dalam kehidupan sehari-hari agar bisa mencapai ketentraman dan kedamaian,” terangnya.

7 Orang Dikukuhkan Sebagai Warga Kehormatan Masyarakat Tengger

Bambang menambahkan dalam Yadnya Kasada kali ini ada 7 (tujuh) orang yang akan dikukuhkan sebagai warga kehormatan masyarakat Tengger. Yakni, Ketua DPD, Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo, Dandim 0820 Probolinggo, Ketua Pengadilan Negeri Kraksaan, Kepala BPK RI Perwakilan Jawa Timur, Pimpinan TN-BTS dan Kepala BPN Kabupaten Probolinggo.

Tahun ini tidak ada pengukuhan dukun karena dukun masing-masing desa masih ada.

“Melalui Yadnya Kasada ini harapannya kita sebagai masyarakat Tengger lebih meningkatkan bakti serta menjaga kesucian dan kebersihan kawasan sakral Bromo utamanya masyarakat Tengger,” pungkasnya.

 

Infografis Serba-Serbi Persiapan Formula E Jakarta 2022. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Serba-Serbi Persiapan Formula E Jakarta 2022. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya