Khofifah Minta Desa di Jatim Kembangkan Pariwisata Tematik, Bangkitkan Perekonomian Warga

Khofifah menjelaskan, dengan adanya pembangunan destinasi wisata di wilayah perdesaan tersebut, sejumlah sektor yang bisa langsung bergerak adalah para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) termasuk kuliner.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Jul 2023, 21:00 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2023, 21:00 WIB
Khofifah berpakaian kimono saat di Taman Wisata Genilangit Magetan. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)
Khofifah berpakaian kimono saat di Taman Wisata Genilangit Magetan. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Kota Batu - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta para kepala desa yang ada di Jatim, untuk membangun destinasi wisata yang menarik minat kunjungan wisatawan sesuai dengan potensi yang ada pada masing-masing wilayah.

Khofifah mengatakan pembangunan desa wisata tersebut, perlu dilakukan karena memiliki dampak yang cukup besar yang bisa dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat.

"Sektor wisata penting, karena multiplayer effect yang luar biasa dan dirasakan langsung oleh masyarakat," kata Khofifah, dalam Diklat Teknis Peningkatan Kapasitas SDM bagi Kepala Desa Angkatan I dan II Provinsi Jawa Timur, di Kota Batu, Jawa Timur, Rabu (5/7/2023).

Khofifah menjelaskan, dengan adanya pembangunan destinasi wisata di wilayah perdesaan tersebut, sejumlah sektor yang bisa langsung bergerak adalah para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) termasuk kuliner.

Menurutnya, salah satu contoh adalah desa-desa wisata yang ada di wilayah Kota Batu, yang bisa dioptimalkan untuk menambah pemasukan. Potensi wisata dengan pertanian atau perkebunan, akan menarik minat wisatawan.

"Terkait desa wisata biasanya bisa berkembang pesat karena kepala desanya fokus dan tekun. Setiap desa wisata akan cepat maju jika diikuti dengan inovasi inovasi baru," katanya.

Ia menambahkan, pengelolaan desa wisata akan berkembang pesat ketika desa mampu mendirikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), seperti yang dikembangkan di Desa Wisata Pujonkidul.

"Ini bisa menjadi titik yang dikunjungi para kepala desa yang sedang diklat, mengingat lokasinya cukup dekat," katanya.

Selain itu, lanjutnya, hal yang perlu dicermati adalah bukan hanya terkait pengelolaan destinasi wisata tersebut, melainkan juga terkait langkah promosi. Salah satu contoh adalah wisata adventure di Bukit Jengkoang Kota Batu.

"Jadi apa yang kita anggap sudah diketahui ternyata belum meluas. Jadi jangan pernah berhenti untuk berinteraksi lebih luas lagi. Maka diperlukan peran dari seluruh stakeholder untuk saling menggali dan mengoptimalkan seluruh potensi yang ada," katanya.

 

Banyak Desa Berpotensi

Sementara itu, Penjabat (Pj) Wali Kota Batu Aries Agung Paewai mengajak para kepala desa yang mengikuti pelatihan tersebut untuk bisa berkunjung ke desa-desa wisata yang ada di wilayah Kota Batu, untuk dijadikan referensi pengembangan desa wisata di masing-masing daerah.

"Kota Batu ada banyak sekali desa-desa yang memiliki potensi tematik. Saya harap bisa menjadi referensi dan inspirasi bagi para kepala desa untuk diterapkan di desanya masing-masing,” ujarnya.

Dalam pelatihan tersebut, diikuti oleh 120 peserta yang terdiri dari 60 peserta Angkatan I dan 60 peserta Angkatan II. Peserta Angkatan I antara lain berasal dari Kabupaten Ngawi, Magetan, Situbondo, Nganjuk, Pamekasan, Bojonegoro dan Kota Batu.

Sedangkan peserta Angkatan II antara lain berasal dari Kabupaten Madiun, Probolinggo, Blitar, Kediri, Malang, Banyuwangi, Lumajang dan Sampang. Di Jawa Timur, dari total 7.721 yang ada, terdapat 1.490 desa berstatus Desa Mandiri dan merupakan jumlah tertinggi di Indonesia.

Infografis . Setahun Pandemi Covid-19, Pariwisata Dunia dan Indonesia Terpuruk
Infografis . Setahun Pandemi Covid-19, Pariwisata Dunia dan Indonesia Terpuruk
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya