Liputan6.com, Malang - Tim gabungan telah berhasil memadamkan seluruh titik api dalam kebakaran di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Sejauh ini penyebab dan luas lahan hutan yang habis terbakar belum diketahui.
“Hari ini sudah tidak ada titik api. Insya allah kebakaran sudah teratasi,” kata Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNBTS, Septi Eka Wardhani dikonfirmasi di Malang, Jumat, 25 Agustus 2023.
Berdasarkan pemantauan Sistem Pengawasan Kebakaran Hutan dan Lahan lewat laman Sipongi, tak terpantau lagi adanya titik panas di kawasan TNBTS. Melalui sistem ini pula beberapa titik panas pertama terpantau di blok Oro-Oro Ombo di bawah puncak Semeru pada 18 Agustus 2023.
Advertisement
Sipongi adalah aplikasi resmi buatan Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, Direktorat Jendral Pengendalian Perubahan Iklim, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Tujuannya, menyajikan informasi titik panas dan informasi lainnya di berbagai wilayah Indonesia.
Sumber data Sipongi berasal dari empat satelit yaitu Terra Aqua, NOAA, SNPP, dan Landsat 8 serta data cuaca dari BMKG. Data dalam sistem ini disebut lebih akurat karena mengandung informasi lokasi hingga tingkat desa beserta status lahannya yang diselaraskan tiap 30 menit.
Meski telah ada sistem itu, sampai hari ini BB TNBTS belum bisa memastikan penyebab utama kebakaran hutan dan lahan di kawasan taman nasional itu. Termasuk belum menghitung luas hutan dan lahan di Gunung Semeru yang terbakar selama sepekan ini.
“Luasan total masih dalam perhitungan,” kata Septi.
Sebaran Titik Api di Semeru
Titik api selama sepekan terakhir ini di kawasan TNBTS terpantau tersebar di beberapa titik seperti di kawasan Oro-Oro Ombo, Tanjakan Cinta, Jambangan, Cemoro Kandang, Panggonan Cilik Ranukumbolo, Ungup-ungup, Endungan Bunder, Pusung Keling dan Pusang Tenda.
Vegetasi yang terbakar berupa alang-alang, semak, serasah dan sebagian pohon cemara gunung. Kawasan taman nasional sekarang ini sangat rentan terjadi kebakaran hutan sebab cuaca sangat kering dampak dari musim kemarau.
Selain itu, sebagian savana telah mengering akibat embun upas beberapa waktu lalu. Karena itulah petugas mengimbau semua pihak agar berhati-hati dan tak membuat api di dalam kawasan taman nasional yang berpotensi memicu terjadinya kebakaran.
Advertisement