Liputan6.com, Surabaya - Kebakaran di kawasan wisata Gunung Bromo sejak 6 September 2023, menimbulkan kerugian yang cukup banyak. Tidak hanya material berupa hilangnya pendapatan pemasukan akibat lokasi wisata ditutup, tapi juga kerugian lingkungan yang cukup parah.
Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar (BB) TNBTS, Septi Eka Wardhani menyatakan, akibat kebakaran itu sejumlah vegetasi endemik dan habitat satwa di sana hangus terbakar.
Baca Juga
"Padang savana di sana menjadi objek primadona pengunjung yang menjadi daya tarik utama," ujarnya, Senin (11/9/2023).
Advertisement
Wisata Gunung Bromo sempat dibuka pada 1 September 2023 setelah kebakaran yang melanda berhasil dipadamkan. Namun, akibat ulah pengunjung yang melakukan prewedding dengan menggunakan flare, kebakaran kembali terjadi. Pada 6 September Wisata Gunung Bromo ditutup total dari empat pintu, yaitu Malang, Pasuruan, Lumajang dan Probolinggo.
Selama periode 5 hari beroperasi tanggal 1 hingga 5 September Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) mencatat angka kunjungan wisatawan dalam dan luar negeri mencapai 5.658 orang atau rata-rata sehari 1.130 pengunjung.
Selama 5 hari itu pula, BB TNBTS sudah menerima pendapatan kunjungan wisatawan mencapai Rp 171 juta lebih atau sekitar Rp 34 juta perharinya.
Sudah empat hari ini, wisata Gunung Bromo resmi ditutup kembali sehingga potensi kerugian yang dialami pengelola ditaksir mencapai Rp112 juta lebih.
“Selain kerugian pendapatan, vegetasi endemik dan habitat satwa alami di sana juga terdampak akibat kebakaran ini,” ujar Septi.
Diketahui, harga tiket wisata Gunung Bromo pun bervariasi, harga tiket antara wisatawan lokal dan mancanegara berbeda.
Untuk wisatawan lokal pada hari kerja Rp 29.000, sedangkan pada weekend Rp 34.000. Sedangkan untuk wisatawan asing mancanegara Rp 220.000 pada hari kerja dan Rp 320.000 pada saat weekend.
Api Mulai Padam
Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto membenarkan, kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di kawasan Savana Bukit Teletubbies Gunung Bromo kini mulai mereda, setelah dilakukan operasi water bombing sejak Minggu 11 September kemarin.
Guna memastikan bara api itu benar-benar padam, Gatot bersama Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Hendro Widjanarko memimpin langsung operasi pemadaman dan pembasahan di sejumlah titik di kawasan Gunung Bromo.
"Sebagaimana arahan Ibu Gubernur, kita ingin memastikan bahwa api dan asap di Gunung Bromo ini benar-benar padam," ujar Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto, Senin (11/9/2023) petang.
Gatot mengatakan, titik api yang sempat meluas hingga ke arah Kabupaten Malang dan Lumajang ini pun kini juga sudah terlihat padam.
"Hanya terlihat beberapa asap dari bara api yang tersimpan di tanah dan pohon yang terbakar," ucap Gatot.
Operasi pemadaman dan pembasahan di sejumlah titik di kawasan Gunung Bromo diantaranya, di area Krajan, Ngadireji, Kecamatan Sukapura, area Gedong, Sariwani, Kecamatan Sukapura, Bukit Plentong Kabupaten Malang dan kawasan Jemplang Watu gede Kabupaten Malang.
Selain operasi pemadaman lewat darat, lanjut Gatot, dalam dua hari ini juga telah dilangsungkan upaya pemadaman lewat udara, melalui water bombing.
"Operasi udara menggunakan helikopter BNPB Superpuma PK-DAN yang berkapasitas 4000 liter," ujar Gatot.
Turut terlibat dalam operasi pemadaman via darat ini, Tim BPBD Jatim, Tim TNBTS, Tim Tagana Dinsos Kabupate Probolinggo, Tim BPBD Kabupaten Probolinggo, Tim BPBD Kabupaten Malang.
Petugas Patroli Karhutla Gabungan Polsek Poncokusumo, Tim Damkar Manggala AGNI Brigade Pengendali Kebakaran Hutan, perwakilan LMDH, TNI, Polri, dan masyarakat peduli api.
Advertisement