Resmi Diajukan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Unesco, Tempe Akan Semakin Mendunia

Sejatinya tidak diketahui pasti siapa dan bagaimana awal mula Tempe ditemukan oleh para leluhur. Satu-satunya bukti bahwa tempe telah dikonsumsi masyarakat Jawa sejak beberapa abad yang lalu adalah yang termaktub dalam Serat Centhini.

oleh Tim Regional diperbarui 31 Mei 2024, 07:27 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2024, 21:41 WIB
Budaya Tempe  resmi diajukan  ke  UNESCO untuk masuk daftar Representative Warisan Budaya Tak Benda untuk kemanusiaan. (Istimewa)
Budaya Tempe resmi diajukan ke UNESCO untuk masuk daftar Representative Warisan Budaya Tak Benda untuk kemanusiaan. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Budaya Tempe telah resmi diajukan oleh komunitas melalui Kemendikbudristek ke Sekretariat UNESCO untuk masuk dalam kategori Representative List of Intangible Cultural Heritage of humanity atau Daftar Representative Warisan Budaya Tak Benda untuk kemanusiaan, pada akhir Maret lalu, untuk diproses lebih lanjut.

“Tinggal menunggu untuk dibahas Sekretariat Konvensi 2003 UNESCO. Kami optimis Budaya Tempe akan menambah daftar warisan budaya tak benda dari Indonesia yang ada di UNESCO," papar  Direktur Pelindungan Kebudayaan – Direktorat Jendral Kebudayaan Kemendikburistek Judi Wajudin, Kamis (30/5/2024).

Pembina Forum Tempe Indonesia Made Astawan menyatakan, pihaknya sebagai salah satu tim inisiator berharap dukungan masyarakat agar tempe terus lestari dan semakin mendunia.

“Tempe saat ini, menurut data yang kami miliki sudah bisa ditemukan dan dikonsumsi di 27 negara. Dengan berbagai cara baik melalui diaspora masyarakat kita juga dengan hasil berbagai penilitian di dunia yang mengungkap berbagai manfaat kesehatan yang dihasilkan dari proses fermentasi kedelai menjadi Tempe," katanya.

Dia menyatakan, sejatinya tidak diketahui pasti siapa dan bagaimana awal mula Tempe ditemukan oleh para leluhur. Satu-satunya bukti bahwa tempe telah dikonsumsi masyarakat Jawa sejak beberapa abad yang lalu adalah yang termaktub dalam Serat Centhini.

Bahwa tempe telah menjadi hidangan masyarakat Jawa dan merupakan bagian dari berbagai ritual masyarakat di abad ke 16. Itulah bukti otentik yang bisa menggambarkan bahwa tempe adalah panganan fermentasi yang telahmenjadi budaya kuliner sejak sebelum Serat Centhini ditulis.

"Berdasarkan bukti-bukti tersebut maka sejak 2014 Forum Tempe Indonesia bersama dengan berbagai Lembaga terkait tempe melakukan inisiasi untuk lebih memperkenalkan tempe kepada dunia," sambungnya.

 

Puncak Perayaan Hari Tempe Nasional Diadakan di Balikpapan

Proses dimulai dengan berbagai penelitian dan sejumlah dukungan tertulis, khususnya dari Dinas Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah akhirnya inisiator berhasil mendaftarkan Tempe Jawa Tengah sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia dengan nomor registrasi 201700525 di Kemendikbudristek pada 2017.

“Tanggal 6 Juni telah disepakati oleh stakeholder terkait Tempe untuk dijadikan sebagai Hari Tempe Nasional, walaupun secara resmi Pemerintah belum menetapkan secara formal, namun kami para pecinta Tempe dan pengrajin sudah sejak beberapa tahun lalu telah menjadikan 6 Juni sebagai Hari Tempe Nasional,' paparnya.

Tahun ini, Puncak Perayaan Hari Tempe Nasional akan diadakan di Kota Balikpapan pada 6 Juni 2024. Perayaan akan dipusatkan di Sentra Industri Kecil Somber (SIKS) dimana di area tersebut terdapat lebih dari seratus perajin tempe dan tahu.

“SIKS kami anggap sebagai percontohan yang baik bagi pengembangan Industri tempe dan tahu dimana bukan hanya memfasilitasi pengrajin dari segi fisik saja, tapi pengelolaan limbah dan komitmen terhadap keberlanjutannya juga sangat diperhatikan," ujarnya.

 

 

Infografis Macam-Macam Alat Musik Tradisional
Infografis Macam-Macam Alat Musik Tradisional. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya