Joki Tugas Akademik Marak, Rektor Unair: Tidak Etis, Masuk Kategori Pembohongan

Nasih memaparkan bahwa ada beberapa kemungkinan penyebab maraknya joki tugas akademik. Salah satunya, adanya ketidaksadaran arti penting pendidikan.

oleh Tim Regional diperbarui 27 Jul 2024, 22:06 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2024, 22:06 WIB
Rektor Universitas Airlangga (UNAIR) Prof Dr Mohammad Nasih dalam forum diskusi kebangsaan di Jakarta.
Rektor Universitas Airlangga (UNAIR) Prof Dr Mohammad Nasih dalam forum diskusi kebangsaan di Jakarta. (Foto: Liputan6.com/Ady Anugrahadi).

 

Liputan6.com, Surabaya - Rektor Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Mohammad Nasih angkat suara soal maraknya fenomena joki tugas akademik untuk mengerjakan tugas perkuliahan hingga skripsi.

Menurutnya Nasih, fenomena joki tugas akademik ini tidak selaras dengan napas dan tujuan pendidikan. Joki tugas bisa dikategorikan sebagai pembohongan lantaran tidak sesuai dengan nilai-nilai dan etika akademis.

"Bagi saya ini tidak etis dan tidak akademis. Dalam banyak hal, ini bisa masuk dalam kategori pembohongan, paling tidak dalam institusi pendidikan,” ucap Nasih, Jumat (26/7/2024). 

Nasih memaparkan bahwa ada beberapa kemungkinan penyebab maraknya joki tugas akademik. Salah satunya, adanya ketidaksadaran arti penting pendidikan.

"Bahwa pendidikan itu mengembangkan potensi diri, bukan orang lain. Mungkin mereka menerjemahkan berikutnya yang penting lulus secara administratif dan dapat ijazah,” ungkapnya.

Kemudian, kebutuhan ekonomi juga dapat menjadi pendorong maraknya joki skripsi. Adanya permintaan memicu banyaknya layanan joki tugas akademik bermunculan.

"Dari sisi ekonomi, di mana ada demand ya ada supply sehingga akhirnya menjamur ada tawaran di mana-mana,” tambah Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unair itu.

Berkaca dari fenomena tersebut, Nasih menekankan bahwa Unair akan terus berkomitmen memberantas tindakan joki tugas akademik yang melibatkan civitas academica. Upaya yang dilakukan untuk mengidentifikasi tindakan curang tersebut terbilang beragam. Misalnya, jika menyangkut karya tulis, pihak universitas akan melakukan pemeriksaan melakukan teknologi atau media khusus.

Kemudian, mahasiswa juga akan diminta untuk mempresentasikan karya.

"Presentasi itu penting karena untuk melihat apa itu punya orang lain atau tidak. Sekali lagi mekanisme di Unair hasil karya itu dipresentasikan, termasuk skripsi,” ujar M Nasih.

 

Publikasi di Media

Selain presentasi, mekanisme lainnya yang Unair jalankan adalah dengan mempublikasikan karya tulis mahasiswa.

“Selain itu, skripsi kan juga pasti dipublikasikan di berbagai media jadi pasti akan ketahuan kalau ada yang hasil kerjanya orang lain karena mudah saja untuk mengidentifikasi apakah karya itu kita sendiri atau orang lain,” tambah Nasih. 

Dengan adanya upaya-upaya tersebut, harapannya Unair dan dunia pendidikan secara lebih luas dapat mengeliminasi tindak kecurangan dalam bentuk apa pun.

“Lagi dan lagi, kita tetap harus mengeliminasi kondisi ini karena itu tidak sejalan dengan napas dan tujuan pendidikan,” tutup Prof Nasih.

Infografis Journal Santo Suruh
Tingkat Pengangguran Terbuka Berdasarkan Tingkat Pendidikan pada Tahun 2021-2024. (Abdilah/Liputan6.com)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya