Liputan6.com, Jakarta - BUMN yang bergerak di industri bahan peledak, PT Dahana (Persero) dan dua perusahaan asal Prancis, Eurenco dan Roxel France membangun pabrik propelan atau bahan baku amunisi, roket dan peluru kendali melalui dua tahapan. Dalam tahap pertama, perseroan akan merogoh investasi senilai 400 juta Euro.
Staf Ahli Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Bidang Kerjasama dan Hubungan Antar Lembaga Kementerian Pertahanan, Silmy Karim mengatakan, pabrik propelan di Subang, Jawa Barat seluas 50 hektare (ha) akan menghabiskan anggaran lebih dari 400 juta Euro.
Namun sayang, dia mengaku belum menghitung secara pasti total kebutuhan investasi pembangunan pabrik propelan yang rencananya akan dilalui dalam dua tahapan. "Investasi untuk tahap awal 400 juta ruro, tapi kalau keseluruhannya belum kami hitung," ungkap Silmy di Balai Media Kementerian Pertahanan, Jakarta, Senin (26/5/2014).
Lebih jauh Silmy menuturkan, investasi tersebut bukan berasal dari anggaran Kementerian Pertahanan, melainkan dipenuhi dari Dahana serta dua perusahaan asing tersebut.
"Anggarannya dari Dahana, dua perusahaan Prancis dan pinjaman perbankan. Porsinya 51% dari Dahana dan konsorsium Roxcel serta Eurenco 49%," tambahnya.
Pabrik propelan, kata dia, akan berdiri di areal lahan seluas 50 ha. Melalui proses dua tahap, pabrik propelan bakal memproduksi tujuh jenis produk. Namun di tahap awal untuk pembuatan amunisi, Dahana akan produksi tiga jenis, yakni peluru, roket, peluru kendali, propelan untuk amunisi kaliber kecil, menengah dan besar.
Pabrik propelan, diharapkan Silmy mampu memenuhi kebutuhan propelan di Indonesia dengan kemampuan produksi antara lain nitrogliserin sebanyak 200 ton per tahun, sperical powder 400 ton per tahun, propelan double base roket 80 ton per tahun dan propelan komposit 200 ton per tahun.
"Ground breaking pabrik mudah-mudahan bisa dilakukan sebelum HUT TNI 5 Oktober tahun ini. Pabrik ini akan jadi kado buat TNI. Dan diharapkan mulai produksi di 2018 dengan kisaran waktu penyelesaian pembangunan 40-50 bulan," terang dia.
Sementara itu, Direktur Utama Dahana, F Harry Sampurno menambahkan, kapasitas produksi bahan baku peledak ini sebanyak 1.500 ton per tahun. Kawasan Dahana di Subang, lanjutnya, sudah didesain untuk pembangunan pabrik propelan sejak 20 tahun lalu. Namun baru dapat terealisasi tahun ini.
"Kapasitasnya cukup untuk memenuhi kebutuhan Indonesia lima tahun ke depan sesuai rencana strategis yang ditetapkan Kementerian Pertahanan," tandasnya.
Garap Pabrik Bahan Peledak, Dahana Kucurkan 400 Juta Euro
PT Dahana (Persero) mengandeng dua perusahaan asal Prancis, Eurenco dan Roxel France bangun pabrik propelan atau bahan baku amunisi.
diperbarui 26 Mei 2014, 13:45 WIBDiterbitkan 26 Mei 2014, 13:45 WIB
Setelah berjuang selama dua dekade, akhirnya Indonesia akan memiliki pabrik bahan baku peledak atau propelan.
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Apa Itu Kata Kajian? Pahami Pengertian, Ciri, dan Perbedaannya dengan Kata Populer
Demosi Jabatan Adalah Penurunan Posisi: Memahami Proses dan Dampaknya
Asal-Usul Julukan Timnas Indonesia 'Garuda' dan 'Samurai Biru' Jepang
Arti Mimpi Melihat Hantu Pocong: Makna dan Tafsir Lengkap
Wamen Helvi Puji UMKM Bali: Etos Kerja Mereka Tinggi
Prabowo Undang Presiden Peru ke Indonesia, Selesaikan Perjanjian CEPA
Kiper Timnas Indonesia Maarten Paes Beli Bubur Pakai Mobil Mewah Ini
Pemberian Izin Tambang ke Ormas Keagamaan Disebut Berpotensi Langgar UU Minerba
Ketahui 6 Tanda Ini Menunjukan Kamu dan Pasangan Memiliki Hubungan yang Matang
Mengenal Profesi Koki Adalah: Tugas, Keterampilan, dan Jenjang Karier
Hati-hati Lowongan Kerja Palsu Makin Marak, Ini Tips dari Kemnaker
9 Drama yang Dibintangi Choi Hyun Wook, Terbaru Tayang 2025 dan Wajib Ditonton