Sejarah Hari Disabilitas Internasional
Hari Penyandang Disabilitas Internasional (IDPD) selalu diperingati setiap tahun pada 3 Desember untuk mempromosikan hak dan kesejahteraan penyandang disabilitas di semua golongan masyarakat.
Menurut WHO, terdapat lebih dari 1 miliar orang mengalami disabilitas, dan angka ini diperkirakan akan meningkat. Sebagiannya karena populasi menua dan peningkatan prevalensi penyakit tidak menular.
Dari jumlah itu, UN memperkirakan 80 persennya tinggal di negara berkembang. Padahal hanya sedikit negara yang memiliki mekanisme yang memadai untuk menanggapi sepenuhnya prioritas dan persyaratan kesehatan penyandang disabilitas.
Oleh karena penyandang disabilitas yang mengalami konsekuensi kesehatan, sosial dan ekonomi dari isu-isu global secara tidak proporsional, jadilah hari tersebut sebagai hari peringatan IDPD.
Sejarah IDPD
Sekjen UN António Guterres mengatakan, peringatan tahunan IDPD dicanangkan pada 1992 oleh United Nations General Assembly resolution 47/3 dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran akan masalah yang dihadapi penyandang disabilitas dalam setiap aspek kehidupan politik, sosial, ekonomi dan budaya.
Setelah puluhan tahun, Konvensi Hak Penyandang Disabilitas (CRPD), diadopsi pada 2006. CRDP mengedepankan hak dan kesejahteraan penyandang disabilitas dalam implementasi Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan dan kerangka pembangunan internasional lainnya. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan partisipasi penyandang disabilitas dalam masyarakat, mengakhiri diskriminasi terhadap mereka, dan menciptakan kesempatan yang sama.
Setiap tahun hari disabilitas diusung dengan tema yang berbeda. Tahun ini temanya "Kepemimpinan dan partisipasi penyandang disabilitas menuju dunia pasca-COVID-19 yang inklusif, mudah diakses, dan berkelanjutan.”
"Menyadari pentingnya mewujudkan hak, lembaga dan pemimpin penyandang disabilitas akan memajukan masa depan kita bersama. Tapi kami membutuhkan keikutsertaan semua pihak, termasuk penyandang disabilitas untuk mencapai SDG. Di seluruh dunia, penyandang disabilitas bersama organisasinya menyerukan 'Tidak ada tentang kita, tanpa kita'. COVID-19 telah mengungkap hambatan dan ketidaksetaraan yang terus menerus dihadapi oleh 1 miliar penyandang disabilitas di dunia, salah satu yang paling terpukul oleh pandemi," kata Antonio, mengutip laman UN.org.
"Respons dan pemulihan pandemi inklusif disabilitas harus dipandu oleh penyandang disabilitas itu sendiri, menjalin kemitraan, mengatasi ketidakadilan dan diskriminasi, memperluas akses ke teknologi dan memperkuat institusi untuk menciptakan dunia pasca COVID-19 yang lebih inklusif, mudah diakses, dan berkelanjutan," lanjutnya.
"Saya mendesak semua negara untuk sepenuhnya mengimplementasikan Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas, meningkatkan aksesibilitas, dan menghilangkan hambatan hukum, sosial, ekonomi dan lainnya dengan keterlibatan aktif penyandang disabilitas dan organisasi perwakilannya," kata Antonio lagi.
"Pada Hari Penyandang Disabilitas Internasional ini, mari kita berkomitmen untuk membangun masa depan yang berkelanjutan, inklusif, dan adil bagi semua orang, tanpa meninggalkan siapa pun," pungkasnya.
Berita Terbaru
Jelang Pencoblosan, Elektabilitas RIDO Diyakini Melonjak Karena Rajin Blusukan
Peredaran Narkoba Antar Provinsi di Lampung Diungkap, 215 Orang Ditangkap
Puncak Hujan Meteor Alfa Monocerotid Minggu ini
Tandai 75 Tahun Hubungan Bilateral Indonesia-Inggris, Presiden Prabowo Subianto Temui PM Keir Starmer
Cara Orangtua Menghadapi Menstruasi Pertama Anak, Kapan dan Apa yang Harus Dibicarakan?
PKB Saran, Genjot APBN Ada Pilihan Selain Menaikkan PPN
Ustadz Das'ad Latif Ungkap Kunci Kebahagiaan dalam Hidup, Ternyata Dekat Sekali
Pertarungan King Maker Pilgub 2024 di Kandang Banteng, Adu Kuat Megawati Vs Jokowi
Setelah Odegaard, Arsenal Siap Selamatkan Pemain Cadangan Real Madrid
Ketika Marga Huang Memilih Yogyakarta, Lebih dari Sekadar Reuni Keluarga
Tips Menghemat Listrik: 41 Cara Efektif Menekan Tagihan Bulanan
Closing Statement Gumelar-Rudi di Debat Terakhir, Mohon Maaf ke semua Elemen Masyarakat Kota Batu