Liputan6.com, Jakarta Pebulu tangkis disabilitas andalan Indonesia, Leani Ratri Oktila menjadi salah satu pembicara saat digelar diskusi olahraga bertajuk Sport Women ASEAN di kantor sekretariat ASEAN, Jakarta, Jumat (3/12/2021). Leani menjadi salah satu pembicara sekaligus duta olahraga yang dinilai bisa bicara soal perempuan dan Olahraga.
Berbarengan dengan Hari Disabilitas Internasional, peraih emas Paralimpiade Tokyo ini pun mencurahkan keinginannya. Dia berharap atlet disabilitas bisa mendapatkan lebih banyak turnamen seperti atlet non disabilitas.
"Kami para atlet disabilitas saat ini masih iri dengan teman-teman atlet non-disabilitas, yang kita bisa lihat di media bagaimana padatnya kegiatan setiap atlet non-disabilitas untuk mengikuti kejuaraan," ujar Leani.
Advertisement
Dia mengatakan pada masa pandemi COVID-19, sejumlah kejuaraan para bulu tangkis harus dibatalkan. Padahal atlet-atlet sangat membutuhkan turnamen untuk mengasah kemampuan menghadapi agenda-agenda besar.
Leani berharap peringatan Hari Disabilitas Internasional ini menjadi momentum bagi pihak-pihak terkait agar lebih memperhatikan kondisi para atlet disabilitas, utamanya perlakuan yang sama dengan non-disabilitas.
"Dengan adanya hari disabilitas internasional saya merasa bahwa teman-teman disabilitas merasa diapresiasi karena keberadaan teman-teman disabilitas sudah disamaratakan atau penyetaraan bagi disabilitas dan non-disabilitas," kata Leani.
Promosi Kesetaraan Gender
Hari Disabilitas Internasional adalah peringatan internasional yang diinisiasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa sejak 1992 dan diperingati setiap tanggal 3 Desember.
Selain untuk mempromosikan hak-hak penyandang disabilitas melalui olahraga, Talkshow yang digelar ASEAN tersebut juga membahas isu-isu seperti kesetaraan gender dan kepemimpinan perempuan, perlindungan perempuan dan anak perempuan dalam olahraga, yang merupakan bagian dari Kampanye #WeScore ASEAN.
ASEAN menunjuk sepuluh atlet dan sport officials terkemuka sebagai Duta Olahraga Wanita ASEAN, salah satunya Leani, sebagai perwakilan dari Indonesia.
Para duta besar akan menggunakan pengaruh mereka untuk mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan melalui olahraga, di seluruh kawasan dan menyebarkan pesan penyemangat kepada Komunitas ASEAN.
"Di bawah Kerjasama ASEAN dan Jepang, perempuan dalam olahraga muncul sebagai salah satu bidang utama kerjasama olahraga. ASEAN akan mengambil langkah-langkah untuk menciptakan lingkungan masyarakat yang menjunjung kesetaraan gender melalui olahraga," kata pemimpin Badan Olahraga Jepang (SOMS) Divisi Hubungan Internasional, Tomohiko Arai.
Advertisement
Para Duta Olahraga
Selain Leani, deretan Duta Olahraga Wanita ASEAN antara lain HRH Princess 'Azemah Ni'matul Bolkiah (atlet polo dari Brunei Darussalam), Sokha Pov (atlet bela diri tradisional dari Kamboja), Soulamphone Kerdla (kepala pelatih tim renang nasional Laos) dan Farah Ann Abdul Hadi (pesenam Malaysia).
Ada pula Soe Soe Myar (atlet taekwondo dan wasit asal Myanmar), Hidilyn Diaz (atlet angkat besi Filipina), Amita Berthier (pemain anggar Singapura), Panikpak Wongpattanakit (atlet taekwondo dari Thailand) dan Tuyet Van Chau (atlet taekwondo dari Vietnam).
Pada talkshow ini, masing-masing dari sepuluh duta olahraga wanita berbagi pengalaman dan cerita pribadi mereka dalam diskusi yang berlangsung selama 45 menit, diikuti dengan sesi tanya jawab selama 25 menit. Selama sesi tanya jawab, penonton YouTube Live dan Zoom secara aktif mengajukan pertanyaan kepada semua duta olahraga.
Perbincangan inspiratif dengan duta olahraga wanita dan komentator ini berhasil mencapai lebih dari 700 penonton. Kampanye “ASEAN #WeScore” merupakan bagian dari ASEAN-Japan Actions on Sports, sebuah proyek di bawah naungan SOMS+Japan yang didanai oleh Pemerintah Jepang melalui Japan-ASEAN Integration Fund.