Kevin Sanjaya Sukamuljo merupakan atlet bulu tangkis Indonesia di sektor tunggal putra. Lahir di Banyuwangi, 2 Agustus 1995, Kevin telah menggeluti olahraga ini sejak usia belia.
Ia diketahui mulai mengenal bulu tangkis saat usia 2,5 tahun ketika Sang Ayah, Sugiarto Sukamuljo, bermain olahraga tepok bulu di lapangan sekitar rumahnya. Kemudian seiring berjalannya waktu, Kevin mulai difasilitasi oleh Sang Ayah untuk menseriusi olahraga ini.
Ia dimasukkan ke Perkumpulan Bulutangkis (PB) Putra 46 Jember untuk meningkatkan kemampuan bermainnya. Di sana, ia ditemani oleh Sang Kakak, Nico Prasetya Sukamuljo yang sudah terlebih dahulu bergabung bersama PB Putra 46 Jember.
Pada 2006, Kevin memutuskan untuk pindah ke klub bulu tangkis lokal yang ada di Banyuwangi. Ia pindah ke PB Sari Agung agar jarak yang ditempuh untuk berlatih tidak terlalu jauh, sebab saat itu Kevin sudah menduduki bangku kelas 6 Sekolah Dasar (SD) yang tengah mempersiapkan diri menghadapi ujian.
Namun, di tahun yang sama, Kevin juga mencoba peruntungan untuk masuk ke PB Djarum. Ia mengincar beasiswa bulu tangkis agar memuluskan kariernya ketika sudah lulus dari bangku sekolah dasar. Tapi, sayangnya, Kevin gagal lolos seleksi akibat postur tubuh yang dinilai terlalu kecil.
Tak ingin menyerah, Kevin mencoba peruntungannya kembali untuk mengikuti seleksi masuk PB Djarum pada 2007. Untungnya pada percobaannya yang kedua keberuntungan tengah memihak Kevin, sebab ia dinyatakan lolos seleksi meski hampir ditolak untuk kedua kalinya akibat permasalahan serupa.
Kevin dinyatakan lolos karena dinilai memiliki bakat alami. Ia disinyalir dapat berkembang lebih jauh bila dilatih oleh orang yang tepat dan bisa membaca peta kekuatan yang ada di dalam diri Kevin.
Pembentukan Diri
Lolos beasiswa PB Djarum memaksanya pindah ke asrama. Meski jauh dari orang tua, Kevin kecil tak pernah mengeluh. Ia mengikuti segala program latihan dengan baik dan mendengarkan instruksi yang diberikan pelatih.
Selama beberapa waktu berlatih, Kevin yang masih turun di sektor tunggal putra merasa tidak ada kemajuan yang dapat dibanggakan. Ia merasa kemampuannya berjalan di tempat dan tak ada peningkatan signifikan.
Untungnya, salah seorang pelatih di PB Djarum, Ade Lukas, melihat potensi lain dari Kevin. Ade merasa Kevin lebih cocok bila bermain di sektor ganda putra karena memiliki reflek di atas rata-rata.
Masuk Pelatnas
Pindahnya Kevin ke sektor ganda putra ternyata menjadi pilihan yang tepat. Pemain bertinggi 170 cm ini mampu berkembang pesat dan menunjukkan taringnya di pelbagai kompetisi tingkat junior yang diikuti.
Selain ganda putra, Kevin juga kerap bermain di sektor ganda campuran. Pelatihnya di PB Djarum ingin melihat sejauh mana kemampuan Kevin bila dimainkan pada nomor tersebut, mengingat bakat Kevin sangat baik bilamana diturunkan di sektor ganda.
Akhirnya berkat kerja keras yang dilakoni Kevin, dirinya dapat menembus skuat tim nasional pada 2013. Kevin dipanggil oleh Persatuan Bulu Tangkis Indonesia (PBSI) ke Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) di Cipayung, Jakarta Timur dan bermain di sektor ganda putra serta sektor ganda campuran.
Tak butuh waktu lama bagi Kevin untuk beradaptasi, pada tahun yang sama ia mampu melaju ke partai final ajang BWF World Junior Championships 2013 di nomor ganda campuran bersama Masita Mahmudin. Namun, sayangnya, Kevin / Masita harus mengakui keunggulan ganda campuran Tiongkok Huang Kai Xiang / Chen Qing Chen melalui rubber game 18-21, 22-20, 21-23.
Setahun berselang, Kevin mendapat tandem yang cukup ciamik di sektor ganda putra. Bersama Selvanus Geh, Kevin langsung meraih gelar juara di ajang Vietnam International Challenge 2014. Kevin / Selvanus berhasil mengandaskan ganda putra China Taipei Chen Hung Ling / Lu Chia Pin dengan rubber game 15-21, 23-21, 21-11.
Usai kompetisi tersebut, Kevin / Selvanus juga berhasil menembus beberapa partai puncak di tahun yang sama. Mulai dari ajang Bulgaria International Challenge 2014, Selandia Baru Terbuka 2014 dan Indonesia Master 2014.
Saat itu, penampilan gemilang pasangan ini dinilai dapat menjadi penerus sektor ganda putra di Indonesia. Namun, sungguh disayangkan, pada penghujung tahun 2014 Selvanus Geh harus menepi akibat cedera dan pasangan ini terpaksa harus dibubarkan.
Pasangan Ganda Putra Nomor 1 di Dunia
Pasca berpisah dari Selvanus Geh, Kevin sempat kembali dipasangkan dengan Greysia Polii di sektor ganda campuran. Tapi, pelatih ganda putra Indonesia, Herry Iman Pierngadi memutuskan untuk menarik Kevin kembali ke sektor ganda putra dan memasangkannya dengan Marcus Fernaldi Gideon.
Walau awalnya sedikit canggung karena harus menyesuaikan kepribadian, namun Kevin / Gideon dapat beradaptasi dengan cepat satu sama lainnya. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan Kevin / Gideon menembus partai final Chinese Taipei Terbuka 2015. Meski pada akhirnya pasangan ini harus takluk dari pasangan ganda putra Tiongkok Fu Haifeng / Zhang nan dengan dua gim langsung 13-21 dan 8-21, tetapi setidaknya chemistry Kevin / Gideon telah terbentuk.
Benar saja, tak butuh waktu lama bagi pasangan ini untuk meraih gelar juara. Kevin / Gideon berhasil menjadi jawara di ajang Chinese Taipei Master 2015 yang digelar tiga bulan kemudian usai Chinese Taipei Terbuka 2015. Pasangan ini meraih gelar juara usai mengalahkan ganda putra Malaysia Thien How Hoon / Lim Khim Wah dengan dua gim 21-12, 21-8.
Kejutan yang diberikan Kevin / Gideon tak berhenti sampai disitu, pasangan yang dijuluki “Minions” ini langsung merangsek ke papan atas jajaran ganda putra terbaik di seluruh dunia. Tercatat pasangan ini sudah berhasil masuk ke peringkat 10 besar ganda putra dunia pada bulan November 2016.
Kemudian, atas penampilan gemilangnya di pelbagai ajang, Kevin / Gideon langsung memuncaki ranking pertama ganda putra dunia pada bulan Oktober 2017. Pasangan ini dapat menduduki peringkat teratas usai menjuarai kompetisi India Terbuka 2017, Malaysia Terbuka 2017, Jepang Terbuka 2017, China Terbuka 2017, Hong Kong Terbuka 2017, All England 2017 dan menjuarai BWF Super Series 2017.
Sebagai ganda putra terbaik di dunia, hampir seluruh kompetisi telah dimenangi oleh pasangan ini. Namun, ada satu gelar yang masih belum didapatkan dan butuh waktu lama untuk menunggunya, yakni gelar juara Olimpiade.
Seperti diketahui, Kevin / Gideon gagal menembus partai semifinal pada Olimpiade pertamanya yang dihelat di Tokyo, Jepang. Pasangan andalan Indonesia ini harus takluk dari ganda putra Malaysia Aaron Chia / Soh Wooi Yik dengan dua gim 14-21, 17-21.
Meski begitu, pasangan ini masih memiliki satu kesempatan emas terakhir untuk meraih gelar juara di ajang Olimpiade. Kevin / Gideon masih memiliki cukup waktu hingga perhelatan Olimpiade Paris 2024.
Prestasi
Asian Games
- 2018 Jakarta-Palembang – Emas Ganda Putra dan Perak Beregu Putra
All England
- 2017 Birmingham – Juara 1 All England
- 2018 Birmingham – Juara 1 All England
- 2020 Birmingham – Runner up All England
BWF Super Series
- 2017 Dubai – Juara 1 BWF Super Series
SEA Games
- 2015 Singapura – Perak Ganda Putra dan Emas Beregu Putra
Piala Thomas
- 2016 Kunshan – Perak Beregu Putra
Piala Sudirman
- 2015 Dongguan – Perunggu Beregu Campuran
- 2019 Nanning – Perunggu Beregu Campuran
Berita Terbaru
Ustadz Das'ad Latif Ungkap Kunci Kebahagiaan dalam Hidup, Ternyata Dekat Sekali
Pertarungan King Maker Pilgub 2024 di Kandang Banteng, Adu Kuat Megawati Vs Jokowi
Setelah Odegaard, Arsenal Siap Selamatkan Pemain Cadangan Real Madrid
Ketika Marga Huang Memilih Yogyakarta, Lebih dari Sekadar Reuni Keluarga
Tips Menghemat Listrik: 41 Cara Efektif Menekan Tagihan Bulanan
Closing Statement Gumelar-Rudi di Debat Terakhir, Mohon Maaf ke semua Elemen Masyarakat Kota Batu
Janji Gumelar-Rudi dalam Debat Publik Terakhir Pilkada Kota Batu
Panduan Lengkap Tips Debat untuk Meningkatkan Kemampuan Argumentasi
AS-Indonesia Kolaborasi Tingkatkan Kualitas Peternakan Sapi Perah, Dukung Program Makan Bergizi Gratis Prabowo
Dibanding Anies, Pakar Sebut Pengaruh Jokowi Lebih Kuat di Pilkada Jakarta
Arti Pin Garuda di Baju Gumelar-Rudi Saat Debat Pamungkas Pilkada Batu
Edy Rahmayadi Siapkan Strategi Jadikan Sumut Sebagai Provinsi Swasembada Pangan