Marcus Fernaldi Gideon merupakan atlet bulu tangkis Indonesia yang bermain di sektor ganda putra. Lahir di Jakarta, 9 Maret 1991, Marcus telah menseriusi olahraga ini sejak usia belia. Ia tercatat mulai aktif bermain bulu tangkis kala menginjak usia 9 tahun di Perkumpulan Bulutangkis (PB) Tangkas Jakarta.
Marcus mengikuti jejak Sang Ayah, Kurniahu Gideon, yang memang pernah menjadi atlet profesional. Kurniahu juga bisa dibilang bukan pebulutangkis sembarangan, dia menjadi salah satu andalan Indonesia di sektor tunggal putra, selain nama-nama besar seperti Liem Swi King dan Rudy Hartono pada Era 70-an.
Meski pada awalnya sempat minder akibat memiliki postur yang tidak proporsional, tetapi Marcus sudah memantapkan tekadnya untuk mengikuti jejak Sang Ayah. Ia ingin mendobrak stigma yang ada bahwa pebulutangkis tidak harus memiliki postur tinggi menjulang.
Ia bahkan rela menambah porsi latihan setiap harinya. Diketahui Marcus selalu memulai latihan beberapa jam lebih awal demi meningkatkan kemampuannya secara perlahan. Tak peduli orang lain berkata apa, Marcus tetap pada tujuan utamanya, yakni berkembang.
Walau selalu menemui kesulitan, Marcus tak pernah menyerah. Apabila terjatuh, Marcus selalu bisa bangkit kembali. Apabila air mata menetes dari matanya, Marcus dapat menyeka air mata tersebut dengan optimisme tinggi akan mimpi yang ingin dicapai.
Tak jarang, Sang Ayah juga kerap memarahi Marcus akibat penampilannya yang kurang memuaskan. Maklum, sebagai eks atlet profesional, Kurniahu memiliki ekspektasi tinggi terhadap Marcus. Meski begitu, Marcus tak pernah berkecil hati, ia menganggap hal tersebut sebagai pelecut semangan agar permainannya lebih baik di waktu yang akan datang.
Keluar-Masuk Pelatnas
Usai melewati masa remaja yang penuh penuh dengan perjuangan, Marcus kemudian dilirik oleh Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI). Ia dimasukkan ke Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) ketika dirinya menginjak usia 19 tahun. Ia langsung diplot dengan Agripina Prima Rahmanto untuk bermain di sektor ganda putra.
Bersama Agripina, Marcus tak langsung klop dalam bermain. Pada masa awal pembentukan, pasangan ini bahkan banyak terhenti di babak awal kompetisi. Walau begitu, Marcus / Agripina selalu berusaha keras untuk menemukan permainan terbaiknya.
Akhirnya baru pada 2011 pasangan ini meraih gelar juara. Marcus / Agripina sukses menjadi juara di Singapore International Series usai mengalahkan pasangan Indonesia lainnya Lukhi Aphi Nugroho / Kevin Sanjaya Sukamuljo dengan dua gim 21-17, 21-9.
Kemudian, pada 2012 pasangan ini berturut-turut berhasil masuk ke dalam tiga babak final ajang BWF International Series. Marcus / Agripina sukses membawa pulang satu trofi juara kala berlaga di ajang Iran Fajr International Series dan dua trofi runner up ketika bermain di Vietnam International Series dan Osaka International Series.
Pasca menorehkan sederet penampilan gemilang bersama Agripina, Marcus membuat keputusan yang cukup mengejutkan di awal tahun 2013. Ia memutuskan untuk keluar dari Pelatnas dan bermain secara mandiri sebagai pebulutangkis profesional.
Marcus memutuskan berpisah dari Pelatnas akibat kekecewaan yang amat mendalam usai dirinya dan Agripina tak terpilih untuk membela Indonesia di ajang All England 2013. Padahal, Marcus / Agripina memiliki ranking dunia yang cukup baik dan penampilan agresifnya selama dua tahun terakhir seharusnya dapat membawanya ke ajang bergengsi tersebut.
Namun, nasi sudah menjadi bubur, Marcus akhirnya memutuskan untuk berpasangan bersama Markis Kido di luar Pelatnas. Bersama pebulutangkis senior ini, Marcus tak membutuhkan waktu lama untuk beradaptasi. Marcus / Kido bahkan langsung menyabet gelar juara di Prancis Terbuka 2013 usai mengalahkan ganda putra Malaysia Kien Keat Koo / Tan Boon Heong dengan dua gim 21-16, 21-18.
Setahun berselang, pasangan ini juga mampu mengalahkan ganda putra yang tengah naik daun di partai final Indonesia Masters 2014. Marcus / Kido berhasil mengandaskan perlawanan ganda putra Indonesia Selvanus Geh / Kevin Sanjaya Sukamuljo dengan rubber game 21-17, 20-22, 21-14.
Penampilan gemilang Marcus bersama Markis Kido membawa kembali dirinya ke dalam radar Pelatnas PBSI. Pada 2015 Marcus akhirnya dipanggil kembali oleh PBSI ke Cipayung, Jakarta Timur, guna meneruskan tongkat estafet ganda putra Indonesia.
Marcus langsung dipasangkan dengan Kevin Sanjaya Sukamuljo, pemain sektor ganda putra berbakat yang baru saja kehilangan teman duetnya akibat dibekap cedera. Walau masih canggung akibat usia Kevin lebih muda, tetapi Marcus tetap profesional dan mencoba beradaptasi seiring penampilan mereka di berbagai kompetisi.
Pasangan Ganda Putra Nomor 1 di Dunia
Marcus / Kevin baru benar-benar menjalin kerja sama yang apik kala menembus partai final Chinese Taipei Terbuka 2015. Meski pada akhirnya pasangan ini harus takluk dari pasangan ganda putra Tiongkok Fu Haifeng / Zhang nan dengan dua gim langsung 13-21 dan 8-21, tetapi setidaknya chemistry pasangan ini mulai terbentuk.
Benar saja, pasca menembus partai final, pasangan ini tak butuh waktu lama untuk meraih gelar juara. Marcus / Kevin berhasil meraih gelar juara pertamanya di ajang Chinese Taipei Master 2015 yang digelar tiga bulan kemudian usai Chinese Taipei Terbuka 2015. Pasangan ini meraih gelar juara usai mengalahkan ganda putra Malaysia Thien How Hoon / Lim Khim Wah dengan dua gim 21-12, 21-8.
Kejutan yang diberikan Marcus / Kevin pun tak berhenti sampai disitu, pasangan yang dijuluki “Minions” ini langsung merangsek ke papan atas jajaran ganda putra terbaik di seluruh dunia. Tercatat pasangan ini sudah berhasil masuk ke peringkat 10 besar ganda putra dunia pada bulan November 2016.
Kemudian, atas penampilan gemilangnya di pelbagai ajang, Marcus / Kevin langsung memuncaki ranking pertama ganda putra dunia pada bulan Oktober 2017. Pasangan ini dapat menduduki peringkat teratas usai menjuarai kompetisi India Terbuka 2017, Malaysia Terbuka 2017, Jepang Terbuka 2017, China Terbuka 2017, Hong Kong Terbuka 2017, All England 2017 dan menjuarai BWF Super Series 2017.
Sebagai ganda putra terbaik di dunia, hampir seluruh kompetisi telah dimenangi oleh pasangan ini. Namun, ada satu gelar yang masih belum didapatkan dan membutuhkan waktu lama untuk menunggunya, yakni gelar juara Olimpiade.
Seperti diketahui, Marcus / Kevin gagal menembus partai semifinal pada Olimpiade pertamanya yang dihelat di Tokyo, Jepang. Pasangan andalan Indonesia ini harus takluk dari ganda putra Malaysia Aaron Chia / Soh Wooi Yik dengan dua gim 14-21, 17-21.
Meski begitu, pasangan ini masih memiliki satu kesempatan emas terakhir untuk meraih gelar juara di ajang Olimpiade. Marcus / Kevin masih memiliki cukup waktu hingga perhelatan Olimpiade Paris 2024.
Prestasi
Asian Games
- 2018 Jakarta-Palembang – Emas Ganda Putra dan Perak Beregu Putra
All England
- 2017 Birmingham – Juara 1 All England
- 2018 Birmingham – Juara 1 All England
- 2020 Birmingham – Runner up All England
BWF Super Series
- 2017 Dubai – Juara 1 BWF Super Series
SEA Games
- 2015 Singapura – Perak Ganda Putra dan Emas Beregu Putra
Piala Thomas
- 2016 Kunshan – Perak Beregu Putra
Piala Sudirman
- 2015 Dongguan – Perunggu Beregu Campuran
- 2019 Nanning – Perunggu Beregu Campuran
Berita Terbaru
Sempat Berusaha Bunuh Diri, Istri di Pekanbaru Malah Tewas di Tangan Suami
Tips Agar Permukaan Bolu Mulus dan Sempurna, Mudah dan Praktis
Tips Membeli Laptop Bekas vs Baru: Panduan Lengkap Memilih dengan Tepat
Kisi-Kisi Materi SKB CPNS 2024 Kemenkeu
Ini Ciri Ulama Pewaris Nabi yang Layak Dijadikan Guru, Diungkap UAH Berdasar Al-Qur’an
Romantis, Nadin Amizah Dilamar Faishal Tanjung Ditemani Rintik Hujan
Curah Hujan di Jakarta Diprediksi Meningkat, Pemprov Jakarta Siapkan Mitigasi Bencana
Ketika Kehilangan Jadi Inspirasi, Ariana Grande Salurkan Duka dan Harapan Lewat Perannya di Wicked
Saksikan FTV Kisah Nyata Spesial di Indosiar, Jumat 22 November Via Live Streaming Pukul 13.00 WIB
15 Tips Foto Makanan yang Menggugah Selera untuk Pemula
Respirasi Sel Adalah Proses Penting dalam Metabolisme Makhluk Hidup
6 Cuitan Netizen Keluhkan PPN Naik 12 Persen Mulai 2025 Ini Bikin Elus Dada