Pengertian

Osteosarkoma adalah salah satu jenis kanker yang berkembang di tulang. Kanker ini termasuk kategori kanker muskuloskeletel yang cukup serius dan dapat menyebabkan kematian. Osteosarkoma dapat bermetastase atau menyebar hingga ke organ paru.

Kanker ini biasanya menyerang anak-anak dan orang dewasa muda, usia 10–30 tahun. Di antara rentang usia tersebut, remajalah yang paling sering terkena osteosarkoma. 

Kejadian osteosarkoma menurut WHO muncul pada sekitar 4–5 per 1.000.000 penduduk. Osteosarkoma juga lebih sering terjadi pada pria daripada wanita dengan perbandingan 3:2.

Penyebab

Osteosarkoma adalah kondisi keganasan dengan penyebab yang multifaktor. Jenis kanker yang satu ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:

  • Senyawa kimia. Terdapat beberapa jenis senyawa kimia yang dihubungkan dengan terjadinya osteosarkoma, seperti antrasiklin dan senyawa pengalkil. Berbagai senyawa ini diduga dapat menyebabkan terjadinya perubahan genetik.
  • Virus. Rous sarcoma virus yang mengandung gen V-Src merupakan jenis virus proto-onkogen atau virus yang dapat menyebabkan keganasan.
  • Radiasi. Penyebab ini dihubungkan dengan peningkatan kejadian sarkoma sekunder pada mereka yang pernah mendapatkan radiasi untuk terapi kanker.
  • Molekuler. Ini merupakan kejadian kehilangan tumor suppressor gen (atau gen retinoblastoma /RB). Mutasi P53 (gen penekan tumor) ini juga dihubungkan dengan osteosarkoma.

Osteosarcoma

Diagnosis

Penentuan diagnosis osteosarkoma ditetapkan berdasarkan wawancara medis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pada pemeriksaan fisik kemungkinan akan ditemui adanya nyeri lokal yang memberat, benjolan pada daerah tertentu, mudah terjadi patah tulang (fraktur patologis), dan penurunan berat badan.

Pemeriksaan penunjang awal yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan radiologi. Pada pemeriksaan foto polos, dapat terlihat tulang yang memiliki gambaran lesi atau luka litik moth eaten, lesi blastik, destruksi korteks, reaksi periosteal tipe agresif (segi tiga Codman, sunburst, hair on end), massa jaringan lunak, dan formasi matriks.

Pemeriksaan CT scan dan MRI juga dapat dilakukan untuk memberikan gambaran lebih detail tentang jaringan di sekitar tulang. Biopsi merupakan langkah diagnosis osteosarkoma untuk mengetahui secara pasti jenis sel osteosarkoma.

Gejala  

Mereka yang menderita osteorsakoma dapat mengeluhkan adanya benjolan yang terasa nyeri pada bagian tertentu tubuhnya. Berbagai gejala lain osteosarkoma adalah:

  • Massa pada bagian tubuh yang semakin membesar
  • Nyeri pada tumor
  • Terjadi patah tulang pada daerah tumor (fraktur patologis)
  •  Keterbatasan gerak tubuh
  • Penurunan berat badan
  • Anemia 



Pengobatan

Penanganan osteosarkoma dapat berupa terapi pembedahan, juga kemoterapi dengan atau tanpa radioterapi. Pilihan terapi yang tepat untuk penyakit ini juga memerlukan diskusi para dokter dari multi-disiplin untuk terapi paling optimal.

Pemberian kemoterapi umumnya ditujukan untuk mengontrol penyebaran dan mempermudah pembedahan (amputasi). Pembedahan merupakan terapi utama osteosarkoma melalui prinsip reseksi dengan mempertahankan fungsi tubuh semaksimal mungkin.

Pembedahan dapat dilakukan dengan didahului metode kemoterapi (kemoterapi neoadjuvan). Kemoterapi neoadjuvan dapat dilakukan untuk menurunkan ukuran tumor dan mempermudah pembedahan. Beberapa pilihan regimen kemoterapi adalah dengan cisplatin dan doxorubicin, atau docetaxel dan gemcitabin.

Terapi pembedahan dilakukan pada tumor tanpa keterlibatan neurovaskular. Setelah pembedahan, pasien dapat menjalani kemoterapi kembali. Pada osteosarkoma, radioterapi berperan relatif kecil karena jenis kanker ini tidak sensitif pada radioterapi.  Namun, tindakan radioterapi dapat dipertimbangkan pada jenis tumor tertentu atau pada tumor tulang dengan lokasi yang sulit dijangkau dengan pembedahan.

Pencegahan 

Sampai saat ini belum ditemukan adanya pencegahan yang efektif untuk osteosarkoma.

Tampilkan foto, video, dan topik terkait