Pengertian
Bell’s palsy adalah kelumpuhan atau kelemahan otot-otot pada satu sisi wajah. Kondisi ini dapat membuat wajah menjadi tidak simetris.
Kerusakan saraf pada wajah juga dapat menyebabkan berkurang atau hilangnya kemampuan wajah untuk berekspresi, gangguan produksi air mata dan rasa pengecap, serta mati rasa.
Umumnya Bell's palsy bersifat sementara dan dapat sembuh dengan sendirinya.
Diagnosis
Untuk mendiagnosis Bell's palsy, dibutuhkan wawancara dokter dengan pasien. Dokter akan menanyakan riwayat penyakit pasien maupun keluarga, seperti diabetes melitus, hipertensi, gangguan telinga, riwayat stroke, gangguan fungsi ginjal, dan sebagainya.
Selain itu, dokter akan memastikan apakah lumpuh pada sebelah wajah tidak diikuti oleh kelumpuhan badan yang lain. Jika terdapat kelumpuhan, maka kemungkinan penderita terkena stroke.
Gejala
Gejala Bell's palsy yang biasa dikeluhkan adalah:
- Kelumpuhan sebelah otot wajah bagian atas dan bawah, secara tiba-tiba. Pasien tidak dapat mengerutkan dahi, menutup kelopak mata, wajah tertarik ke arah sisi yang sehat, dan sebagainya
- Nyeri tajam di belakang telinga atau dari dalam telinga
- Sensitif terhadap suara
- Berkurangnya daya pengecapan pada lidah
- Kadang wajah terasa kaku
Pengobatan
Pengobatan Bell's palsy dapat berupa obat-obatan, fisioterapi, dan latihan mandiri. Jika pasien memiliki diabetes dan tekanan darah tinggi, dosisnya akan lebih ketat dan disertai kontrol untuk kedua penyakit tersebut. Antivirus dapat diberikan jika tidak ada gangguan fungsi ginjal.
Bila mata pasien tidak bisa menutup, diperlukan tetes air mata untuk mencegah kerusakan mata. Pasien juga dapat menutup sendiri matanya setiap beberapa saat, agar mata tidak terlalu kering.
Selain itu, pasien dapat melakukan terapi sendiri di rumah. Misalnya, menghadap ke cermin dan berlatih mengucapkan huruf A-I-U-E-O dengan otot-otot mulut bergerak secara maksimal. Bila kondisi semakin parah, segeralah berkonsultasi pada dokter.
Penyebab
Penyebab pasti dari Bell's palsy belum diketahui. Beberapa teori mengatakan, penyakit ini dipicu oleh infeksi virus, autoimun, diabetes melitus, radang pada kulit wajah, terpapar angin, serta tumor.
Berita Terbaru
Program Borong Hasil Tani Satuan HABEMA Bantu Ekonomi Warga
Gejala Khas Asam Urat Tinggi, Kerap Muncul di Kaki dan Tangan
31 Januari 2020: Inggris Resmi Keluar dari Uni Eropa
Prospek Energi Terbarukan di Tengah Tantangan Global
3 Resep Oseng Tempe yang Lezat dan Mudah Dibuat
Update Banjir Jakarta: 20 RT Masih Tergenang pada Jumat Pagi Ini
Jam Berapa Miliarder Dunia Bangun Pagi? Ini Jawabnya
Bitcoin Diprediksi Anjlok ke USD 75.000 pada Kuartal I 2025
Libur Menikmati Pesona Air Terjun Coban Rondo Malang, Begini Sejarahnya
Perayaan Imlek 2025 di Kota Sukabumi Berlangsung Meriah dan Penuh Toleransi
Hasil Liga Europa: Manchester United dan Tottenham Lolos Langsung ke-16 Besar, Lazio Telan Kekalahan
6 Amalan Bulan Sya’ban 2025 Termasuk Puasa Sunnah, Lakukan dan Raih Pahalanya