Liputan6.com, Jakarta - Nama kelompok hakcer Lizard Squad dalam tempo beberapa bulan terakhir ini telah menjadi momok yang menakutkan di dunia maya.
Reputasi mereka sebagai kelompok peretas jempolan dimulai ketika pada akhir tahun 2014 kemarin, tepatnya pada malam perayaan Natal. Saat itu Lizard Squad mengklaim bahwa merekalah pihak yang bertanggung jawab atas tumbangnya dua layanan berbasis internet di ranah industri game, yakni PlayStation Network (PSN) dan Xbox Live.
Kemarin, Selasa, 27 Januari 2015, Lizard Squad kembali beraksi. Kali ini tak tanggung-tanggung, enam (6) jejaring sosial kenamaan dibuat luluh lantak. Keenamnya adalah Facebook, Instagram, Facebook, Instagram, MySpace, AOL Instant Messenger, Tinder dan Hipchat.
Facebook dan Instagram memang membantah bahwa layanan mereka tumbang akibat ulah usil hacker. Namun pihak Lizard Squad melalui akun Twitter resmi mereka (@lizardsquad), sudah mengklaim dan mengabarkan perihal peretasan keenam jejaring sosial itu sebelum waktu kejadian.
Selain klaim sepihak yang dilakukan Lizard Squad, laporan laman The Verge juga mengindikasikan bahwa serangan tersebut identik dengan serangan yang terjadi pada PSN dan Xbox Live.
Serangan cyber yang dilancarkan Lizard Squad memang memiliki ciri khas. Mereka selalu menggunakan metode serangan dengan sebuah tools yang disebut DDoS Attack.
Apa itu metode DDoS Atack?
Apa itu metode DDoS Atack?
Menurut keterangan yang dilansir laman Toms Hardware, DDoS Attack merupakan bentuk serangan yang dilakukan terhadap sistem komputer seperti web host ataupun server yang terdapat dalam jaringan internet. Tujuan dari serangan jenis ini adalah membuat server yang diserang kerepotan dan tidak dapat diakses oleh pengguna.
Bila dilihat secara mendasar, konsep serangan DDoS sebenarnya cukup simpel. Pelaku atau hacker akan membuat banyak jaringan 'komputer palsu' alias 'booter' yang digunakan untuk melakukan request (permintaan perintah) terhadap suatu server yang dituju.
Dengan begini, hacker dapat membanjiri server yang ingin diserang dengan permintaan palsu, sehingga server kewalahan dan akhirnya tumbang (down). Server yang diserang bahkan tak punya kesempatan untuk memenuhi permintaan 'komputer asli' alias permintaan yang dikirimkan oleh pengguna layanan sebenarnya.
Gambar di atas mengilustrasikan sebuah serangan cyber menggunakan metode DDoS. Panah biru merupakan permintaan dari booter yang menuju server. Sementara panah hijau adalah permintaan yang dikirimkan oleh pengguna sebenarnya.
Advertisement
Jual jasa di internet
Jual jasa di internet
Lizard Squad bahkan menjual tools DDoS ciptaan mereka yang disebut 'DDoS Lizard' di internet. Di situs mereka, kelompok peretas ini mempromosikan tools mereka sebagai 'booter yang terkenal karena sukses menjatuhkan beberapa jaringan game online terbesar di dunia'.
Dikutip dari Ubergizmo, Lizard Squad memasang harga mulai US$ 5,99 untuk paket membuat situs down selama 100 detik, sedangkan paket paling mahal seharga US$ 129,99 yang dijanjikan akan membuat situs target tak beroperasi selama 8 jam.
Sejauh ini Lizard Squad diketahui memanfaatkan layanan pembayaran virtual Bitcoin sebagai jalur pembayarannya.
Lalu siapa sebenarnya Lizard Squad?
Lalu siapa sebenarnya Lizard Squad?
Tim investigasi BBC berhasil menghubungi seseorang yang mengaku sebagai salah satu anggota dari Lizard Squad. Ia mengklaim memiliki kode nama 'Member Two'. Kepada BBC ia menjelaskan motif sejumlah serangan yang telah dilakukan kelompoknya.
Menurut keterangan yang disampaikan Member Two, kelompoknya hanya ingin membuktikan kepada banyak perusahaan besar bahwa mereka memiliki celah keamanan cyber. Celah-celah ini dapat dimanfaatkan oleh hacker untuk melakukan tujuan jahat.
"Ini hanya sebuah peringatan bagi perusahaan besar seperti Microsoft. Apakah Anda tidak berpikir seharusnya perusahaan sebesar itu mampu mencegah serangan cyber seperti yang kami lancarkan?" ujar Member Two seperti yang dikutip dari laman BBC.
Namun sayang, penelusuran terkait siapa Lizard Squad hingga kini masih buntu. Di luar komunikasi dengan Member Two yang dilakukan oleh tim dari BBC, belum ada lagi keterangan lain terkait kelompok hacker Lizard Squad.
(dhi/dew)
Advertisement