BCA Dapat Serangan Cyber 4 Miliar dalam Setahun, Data dan Uang Nasabah Aman?

BCA mengaku mendapat serangan cyber ke aplikasi dan lainnya bisa mencapai 3 miliar sampai 4 miliar serangan setiap tahun. Meski begitu, BCA memastikan keamanan dana dan data untuk 32 nasabah masih terjamin.

oleh Pramita Tristiawati Diperbarui 22 Feb 2025, 18:00 WIB
Diterbitkan 22 Feb 2025, 18:00 WIB
BCA Akui Dapat Serangan Cyber Hingga 4 Miliar Kali, Bagaimana Keamanan Nasabahnya?
PT Bank Central Asia (BCA) mengaku, bila pertahunnya serangan cyber ke pihaknya bisa mencapai 3 sampai 4 miliar serangan. Meski begitu, keamanan untuk 32 nasabahnya masih terjamin.... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengaku, bila setiap tahun mencapat serangan cyber mencapai 3 miliar sampai 4 miliar kali dari sumber yang berbeda-beda. Meski begitu, keamanan data dan dana dari 32 juta nasabah masih terjamin.

Senior Executive Vice President of Strategic Information Technology Group BCA David Formula mengungkapkan, serangan paling sering yang diterima oleh BCA adalah Serangan DDoS. Serangan ini menargetkan mengganggu layanan jaringan dengan tujuan untuk menghabiskan sumber daya aplikasi sehingga tumbang.

"Pola traffict ini dari luar, coba memenuhi sistem kita, otomatis konsumen atau nasabah aslinya enggak bisa masuk. Apakah berhasil? Tentu tidak, belum pernah kejadian, jangan sampai ya,"ungkap David, dalam BCA Expoversary, di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Sabtu (22/2/2025).

Langkah yang dilakukan seperti mendata terlebih dulu berapa jumlah nasabah BCA yang saat ini mencapai 32 juta orang. Lalu, bisa dihitung transaksi per hari, sekitar Rp 180 juta, kemudian dikalkulasikan kapasitas planning.

Maka bisa dihitung atau diantisipasi bila ada serangan akan membuat kapasitas tersebut overload, sehingga membuat sistem lemot hingga tidak bisa digunakan. BCA juga terus meningkatkan kapasitas jaringan setiap tahun.

"Sebagai contoh, pada 2023, BCA mendapat serangan DDOs hingga 1.9 miliar, lalu terus meningkat ke angka 3 sampai 4 miliar serangan. Kita sudah perhitungkan, sistem kita bisa mengakomodir itu, dipastikan aman," ujar David.

Bukan hanya untuk pengamanan dari serangan DDoS, BCA juga memprioritaskan keamanan cyber dalam bentuk teknologi lain. David mengaku, untuk capex teknologi perlindungan nasabahnya, terus meningkat hingga 8 persen dari anggaran belanja tahunan.

"Dan itu terus meningkat, bisa sampai 10 persen,"katanya.

 

Social Engineering

BCA-3_280414
Bank Central Asia merupakan salah satu bank yang diminati masyarakat (Liputan6.com/Johan Tallo)... Selengkapnya

Sementara itu, upaya membobol rekening bukan hanya menyerang bank saja, hacker pun berupaya menyerang via nasabah.

Head of Contact Center and Digital Services BCA Adrianus Wagimin mengatakan, sebanyak 32 juta nasabah, 88 persen diantaranya mengadu bila dirinya mendapat upaya pembobolan akibat human eror.

"Serangan social engineering ini umumnya dari yang Call Center 88 persen pengaduan menyangkut human error, info keluhan dan kasus-kasus. Seperti mengklik link, memberikan data pribadi, dan sebagainya,"ujar Adrianus.

Untuk itu, dia pun memberikan tips agar para nasabah terhindar dari serangan cyber. Pertama, jangan instal aplikasi tidak resmi, seperti yang bukan berasal dari appstore ataupun playstore.

Lalu, pastikan perangkat sofware sudah diperbaharukan. Karena ini dilengkapi dengan teknologi pelindung baru. 

"Lalu, bila ada yang menghubungi atas nama perusahaan, jangan langsung percaya. Tutup dulu, sudahi, tarik nafas, tenang. Biasakan hubungi balik perusahaan tersebut untuk klarifikasi, bila itu mengatasnamakan BCA, bisa langsung hubungi aplikasi Halo BCA,"ujarnya.

Jangan bagikan data pribadi, baik itu PIN ATM, id, ke orang-orang terdekat sekalipun. Jangan klik link apapun, serta selalu konsentrasi bila menerima pemberitahuan dalam bentuk pesan atau telepon suara.

Pengguna MyBCA Naik hingga 7,7 Juta, Segini Nilainya

Pertumbuhan Pengguna My BCA Tumbuh Hingga 7,7 Juta Pengguna
BCA mencatatkan pertumbuhan pengguna mobile banking My BCA meningkat hingga 7,7 juta pengguna. Dengan nilai transaksi Rp 6.9 miliar selama tahun 2024.... Selengkapnya

BCA mencatatkan pertumbuhan pengguna mobile banking My BCA meningkat hingga 7,7 juta pengguna. Dengan nilai transaksi Rp 6,9 miliar selama tahun 2024.

"Pertumbuhan pengguna My BCA signifikan, ada 7.7 juta user yang mungkin ke depan akan lebih tumbuh lagi. Lalu, dari sisi transaksi, frekuensi Rp 6.9 miliar di tahun 2024," ujar EVP Transaction Banking Business Development BCA, I Ketut Alam Wangsawijaya, Jumat (21/2/2025).

Meski mobile banking, Wangsawijaya juga mengungkapkan, bila penggunanya bukan hanya terbatas pada usia muda saja. Melainkan dari seluruh usia, baik usia baby boomer hingga gen Z atau usia muda yang baru berpenghasilan.

"78 persen dari pengguna My BCA dari kalangan milenial, lalu 15 persen Gen X, sisanya 5 persen sekitar itu baby boomers dan Gen Z,"ungkapnya.

Pengguna Paylater

Lalu, pengguna paylater di My BCA ternyata sudah menembus angka 150 ribu-an pengguna, dengan nilai outstanding Rp 339 miliar.

Menurut Wangsawijaya, nilai ini mengalami pertumbuhan sekitar 148 persen year on year dibanding periode sebelumnya.

"Per 31 Januari 2025 itu, outstanding paylater My BCA mencapai Rp 339 miliar. Ini berkembang, mengingat usianya baru 1 tahunan, tapi bertumbuhnya audah 148 persen YoY,"katanya  

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya