Liputan6.com, Jakarta - Sebuah bug terdeteksi di Boeing 787 Dreamliner yang dapat menyebabkan semua daya listrik di pesawat mendadak mati, sehingga pilot bisa kehilangan kontrol pesawat.
US Federal Aviation Administration (FAA) mengeluarkan sebuah peringatan bahwa bug itu terdapat pada software (perangkat lunak) penggerak generator, yang dikenal dengan nama Generator Control Units (GCU).
Baca Juga
Dalam uji laboratorium, bug berbahaya itu menyebabkan 787 generator listrik ke dalam mode failsafe setiap 248 hari, atau sekitar delapan bulan. Kondisi ini bisa menjadi tragis jika bug menyerang pada saat pesawat melakukan pendaratan atau lepas landas, dimana pilot bisa kehilangan kendali penuh atas mesin pesawat.
Advertisement
Saat GCU dalam mode failsafe, sistem penggerak generator akan kehilangan kekuatannya. Hal ini bisa semakin berisiko saat keempat bagian GCU di dalam Boeing 787 menyala bersamaan, maka semuanya akan mati bersamaan pula saat pesawat tengah terbang.
Kondisi ini juga dapat mengakibatkan hilangnya daya listrik yang menyebabkan seluruh AC mati sebelum pesawat terbang. Bug tersebut bahkan bisa mengakibatkan Boeing 787 kehilangan beberapa fungsi sistemnya, seperti pencahayaan dan kontrol iklim.
Dilaporkan Ubergizmo, Sabtu (2/5/2015), saat ini pihak Boeing tengah berusaha untuk memperbaiki bug ini. Sementara ini mereka telah me-reset power systems yang ada pada pesawat.
Berdasarkan catatan Boeing, sebagai bagian dari perawatan rutin, setiap pesawat di armada selalu dimatikan dan dihidupkan, sehingga kemungkinan pesawat akan lepas kendali di pertengahan jalan sangat tipis.
(isk/dhi)