Militer AS Rela Bayar Rp 128 Miliar Demi Windows XP

Tercatat ada sekitar 100 ribu workstation milik US Navy yang masih mengadopsi Windows XP.

oleh Adhi Maulana diperbarui 30 Jun 2015, 06:12 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2015, 06:12 WIB
Microsoft Resmi `Pensiunkan` Windows XP
Hadir selama kurang lebih 13 tahun, Windows XP menjadi sistem operasi yang paling lama mendapat dukungan dari Microsoft.

Liputan6.com, Jakarta - Sistem operasi Windows XP sejatinya sudah tak lagi didukung oleh Microsoft sejak April 2014 silam. Namun, nyatanya hingga kini masih banyak pihak yang belum mampu move on dari Windows XP. Salah satunya adalah pihak Angkatan Laut Amerika Serikat. 

Dilaporkan laman IDG News, Selasa (30/6/2015), US Navy atau armada Angkatan Laut AS rela merogoh kocek hingga US$ 9,1 juta atau setara dengan Rp 128 miliar agar Microsoft tetap memberikan dukungan terhadap sistem operasi Windows XP yang mereka gunakan.

Bahkan, jumlah yang harus dibayarkan US Navy kepada Microsoft dapat membengkak hingga angka US$ 30,8 juta jika dukungan tersebut diperpanjang hingga 2017 mendatang.

Tercatat ada sekitar 100 ribu workstation milik US Navy yang masih mengadopsi Windows XP dan menjalankan aplikasi-aplikasi jadul (jaman dulu) seperti Office 2003, Exchange 2003, dan Windows Server 2003.

"Angkatan Laut masih sangat bergantung pada sejumlah aplikasi dan program-program Windows XP. Sebelum aplikasi-aplikasi ini dimodernisasi, kontinuitas layanan dari Microsoft sangat diperlukan untuk menjaga keamanan dan efektivitas operasional," papar Steven Davis selaku juru bicara Space and Naval Warfare Systems Command (SPAWAR).

Dukungan Microsoft memang sangat diperlukan bagi organisasi-organisasi yang belum memigrasikan sistem komputasinya dari Windows XP ke versi Windows yang lebih baru. Hal ini dilakukan mengingat kerentanan keamanan yang terjadi bila Windows XP berjalan tanpa update patch dari Microsoft.

Konsekuensinya, oraganisasi-organisasi tersebut diwajibkan membayarkan biaya yang tidak sedikit kepada Microsoft.

Selain US Navy, Pemerintah Inggris juga telah menandatangani kontrak serupa dengan nilai yang tak jauh berbeda, yakni US$ 9,2 juta untuk mendukung sistem komputasi pelayanan publik di negaranya yang masih mengandalkan Windows XP.

(dhi/dew)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya