Liputan6.com, California - Salah satu Bulan yang berada di orbit terdekat dengan Planet Mars -- Phobos, diprediksi akan hancur perlahan-lahan. Ilmuwan NASA yang telah meneliti fenomena ini mengungkap bahwa terdapat sebuah `struktur` alur yang dinilai gagal di permukaan Bulan yang `berpasangan` dengan Deimos tersebut.
Jika dibandingkan dengan Bulan lainnya yang ada di Tata Surya, Phobos terhitung berada di jarak terdekat dengan Mars, yakni 6000 kilometer. Diamati lebih lanjut, Phobos semakin mendekat ke Mars dalam jangkauan jarak rata-rata 2 meter setiap 100 tahun. Meski jaraknya semakin dekat, bulan tersebut diklaim tetap aman dalam jangka waktu 30 sampai 50 tahun ke depan.
Mengutip informasi dari laman Gizmag, Jumat (13/11/2015), Phobos memiliki bentuk lonjong dan menjadikannya sebagai Bulan paling besar milik si Planet Merah. Di bagian Bulan tersebut, alur yang tengah diamati para ilmuwan ini diperkirakan memiliki kedalaman sekitar 30 meter dengan lebar 100 hingga 200 meter dan panjang kira-kira 20 meter.
Diduga, alur tersebut merupakan retakan yang terbentuk akibat asteroid yang menghantam Phobos. Namun, di sisi lain, sebuah struktur model 3D terbaru yang juga diteliti oleh para ilmuwan NASA memperlihatkan bahwa alur tersebut justru lebih mirip dengan `stretch marks` yang muncul akibat efek tarik-menarik antara Mars dan Phobos.
Jika ditelisik dari segi ilmiah, hal tersebut juga terjadi Bumi, dimana terdapat gaya tarik menarik antara Bumi dan Bulan, hingga menjadikan kedua objek menjadi sedikit berbentuk oval. Selain itu, gaya tarik-menarik ini juga membuat Bumi menghasilkan efek pasang surut di lautan.
Advertisement
Baca Juga
Selain Phobos, NASA juga mencurigai salah satu Bulan milik Planet Neptunus -- Triton, memiliki kasus yang sama. Sayangnya, mereka belum bisa mengusut fenomena ini secara langsung karena terhalang oleh kesulitan menjangkau orbit Planet pasangan Uranus tersebut.
(jek/dew)