Begini Cara Lihat Fenomena Langka Bulan Tersenyum di Indonesia Pada 25 April 2025

Siap-siap buat para pecinta fenomena langit, karena besok, tanggal 25 April 2025 bakal ada fenomena langka “Bulan Tersenyum” atau Smile Moon. Simak cara lihat fenomena langka di sini.

oleh Dinda Ariyani Diperbarui 24 Apr 2025, 20:00 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2025, 20:00 WIB
Menyaksikan Gerhana Matahari Total di Langit Chile
Bulan menghalangi matahari selama gerhana matahari total di La Higuera, Chile, Selasa (2/7/2019). Gerhana matahari total secara singkat mengubah siang menjadi malam. (AP Photo/Esteban Felix)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Siap-siap buat para pecinta fenomena langit, karena besok, tanggal 25 April 2025 bakal ada fenomena langka “Bulan Tersenyum” atau Smile Moon. Pasalnya, Venus diperkirakan akan berada di posisi yang lebih tinggi dari Bulan dan Saturnus.

Sebelumnya, Ambassador Tata Surya NASA Brenda Culbertson, posisi ini membuat penampakan bulan sabit tipis akan menyerupai senyuman saat formasi tersebut terjadi.

Mengutip Travel and Leisure Asia, Kamis (24/4/2025), fenomena ini disebut sebagai triple conjunction, yaitu saat tiga objek langit tampak sangat berdekatan dari sudut pandang Bumi.

Kali ini, bulan sabit akan berperan sebagai “mulut”, sementara Venus dan Saturnus menjadi “mata” yang berkelap-kelip. Kombinasi ini menciptakan formasi segitiga lucu yang bisa kamu lihat langsung dengan mata telanjang.

Cara Menyaksikan Bulan Tersenyum di Langit

  1. Live Science melaporkan kalau waktu terbaik untuk melihat fenomena ini adalah pukul 05.30 waktu setempat atau satu jam sebelum matahari terbit.
  2. Pilih lokasi pengamatan terbaik, yaitu arah matahari terbit tanpa halangan seperti gedung atau gunung, serta tempat yang minim polusi akan memberikan pengamata lebih baik.
  3. Walaupun fenomena ini bisa dilihat dengan mata telanjang, namun kamu juga bisa menggunakan alat seperti teleskop atau teropong supaya makin jelas terlihat.

Apa Itu Triple Conjunction?

Hujan Meteor Perseid
Sebuah meteor melintas di tengah langit malam dan Bima Sakti selama hujan meteor tahunan Perseid di Jerman selatan, Minggu (12/8). Peristiwa hujan meteor Perseid mengalami puncaknya pada 11-12 Agustus dan 12-13 Agustus. (AFP/dpa/Matthias Balk/Germany OUT)... Selengkapnya

Sebagai informasi tambahan, triple conjunction adalah momen ketika tiga objek langit tampak berkumpul dekat di langit malam atau pagi, meskipun sebenarnya mereka berjauhan jutaan kilometer. 

Fenomena ini jarang terjadi dan selalu jadi daya tarik tersendiri bagi para pengamat langit.

Jadi, jangan lupa pasang alarm jika kamu tiak ingin ketinggalan fenomena langka ini ya.

Bisa Disaksikan dari Seluruh Dunia?

 

Menurut para astronom, karena formasi tersebut akan tampak sangat rendah di langit dan mungkin terhalang dari pandangan, serta tak terlihat di mana-mana.

Mengutip Independent, Rabu (23/4/2025), dengan kondisi pengamatan yang tepat, pengamat langit di mana pun di dunia bisa melihat fenomena langka "Bulan Tersenyum" itu. Hal ini tidak seperti peristiwa langit yang hanya bisa dilihat dari regional tertentu, misalnya saat terjadinya gerhana matahari total.

NASA menyebutkan, formasi menawan dari Bulan Tersenyum ini mungkin hanya berlangsung sekitar satu jam, yakni sekitar pukul 05.30 pagi.

"Siapa pun yang ingin mencoba melihat sekilas konjungsi tersebut harus mencari cakrawala timur yang cerah untuk mengamatinya," kata astronom NASA tersebut.

Waktu untuk Melihat Hujan Meteor Lyrid

Pemandangan Langit Malam yang Menakjubkan
Taburan bintang di sepanjang Gurun Namib... Selengkapnya

Tidak hanya itu, minggu yang sama di langit juga akan menghadirkan bintang jatuh Ketika Bumi melewati aliran debu komet di belakang salah satu hujan meteor tahunan Lyrid di planet ini.

Hujan meteor Lyrid merupakan salah satu hujan meteor yang pernah tercatat dalam sejarah, diamati dan dilaporkan terlihat sejak tahun 687 SM.

Hujan meteor ini berasal dari serpihan yang ditinggalkan oleh komet periode Panjang Thatcher yang melintasi Matahari setiap 415 tahun.

Puncaknya diperkirakan terjadi pagi pagi hari Selasa hingga Rabu, dengan kemunculan 15 meteor per jam di bawah langit yang gelap.

BMKG
Infografis Gerhana Bulan Sebagian. (Foto: Dok. BMKG Bandung)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya