LIPI Kembangkan Pengolah Sampah Murah dan Ramah Lingkungan

Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengembangkan teknologi pengolahan sampah (incenerator) murah dan ramah lingkungan.

oleh M Hidayat diperbarui 23 Nov 2015, 20:23 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2015, 20:23 WIB
20151105-Penyumbang-Sampah-Terbesar-Jakarta-YR
Pekerja saat memilah tumpukan sampah dari tempat penampungan sampah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Kamis (5/11/2015). Dalam sehari Pasar Induk dapat menghasilkan 190 ton sampah. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Di kota-kota besar, sampah merupakan permasalah serius. Untuk itu, peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengembangkan teknologi pengolahan sampah incenerator.

Dikembangkan oleh Harsisto, peneliti dari Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI, Incenerator Dapur Tegak yang menggabungkan proses fisika dan kimia ini menjadi alat pengolah sampah yang ramah lingkungan. Berkat kapasitas dan proses yang cepat, alat ini diharapkan dapat menjadi solusi alternatif atas persoalan sampah, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta.

Saat ini teknologi incenerator yang banyak berkembang umumnya memanfaatkan bahan bakar minyak dan gas, yang secara langsung mengolah sampah basah. Karena itu, proses tersebut menimbulkan gas buang yang tidak sempurna dan berbahaya sebagai akibat dari reaksi pembakaran yang tidak sempurna.

"Icenerator Dapur Tegak yang saya kembangkan adalah dengan mengadopsi teknologi peleburan bijih besi/logam, yang mana prosesnya menggabungkan proses fisika dan proses kimia, sehingga incenerator ini lebih ramah lingkungan," kata Harsisto.

Incenerator yang dikembangkan oleh Harsito terdiri dari tiga bagian utama, yaitu bagian proses pembakaran sempurna, bagian pirolisis, dan bagian penangkap polutan padat /gas.

Adapun proses fisika yang dimaksud dalam adalah proses pirolisis. Di proses ini terjadi penguapan unsur air baik yang ada di permukaan sampah maupun air yang terikat di dalam sampah. Uap air atau dikenal dengan rumus kimia H2O menjadi hasil dari proses, yang berlangsung pada suhu di atas 100 derajat celcius tanpa melibatkan unsur oksigen dari udara tersebut.

Sementara proses kimia yang berlangsung adalah reaksi kimia yang terjadi antara dua unsur: sampah yang sudah kehilangan air dengan oksigen dari udara. Reaksi ini biasa disebut juga reaksi pembakaran dengan output berupa energi panas yang bisa menjadi listrik, dan gas buang yang sempurna, yakni CO2 (karbon dioksida) dan gas H2O (uap air).

Incenerator ini diklam mampu mengolah setiap jenis sampah ukuran sampah dalam keadaan basah dan kering dengan bahan bakar limbah yang murah meriah seperti olahan batu bara "cooking coal", biomasa (cangkang sawit, cangkang kemiri, dll) dan gas melan yang dihasilkan daro sampah yang membusuk. Demikian dikutip dari laman resmi LIPI, Senin (23/10/2015).

(why/isk)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya