5 Pencapaian Teknologi Informasi dan Komunikasi di Indonesia 2015

Di tahun 2015 ini, teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia bisa dibilang mulai bersinar. Mengapa demikian? Simak ulasannya.

oleh M Hidayat diperbarui 16 Des 2015, 07:52 WIB
Diterbitkan 16 Des 2015, 07:52 WIB
Ilustrasi Teknologi
Ilustrasi Teknologi. Kredit: Freepik

Liputan6.com, Jakarta Sepanjang tahun 2015, bisa dikatakan ada banyak hal yang menarik perhatian kita semua di dunia Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Selain berkembangnya isu startup, sebetulnya ada beberapa hal lain yang juga menjadi pencapaian penting.

Maka dari itu, tim Tekno Liputan6.com menghimpun semua pencapaian penting tersebut dalam kilas balik dunia TIK Indonesia sepanjang 2015. Berikut ini ulasannnya.

1. Penetapan TKDN ponsel 4G

Di awal kuartal ketiga 2015, peraturan menteri tentang tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) ponsel 4G telah diresmikan oleh 3 Kementerian terkait, yaitu Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo), Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag).

Melalui peraturan tersebut, per 1 Januari 2017 mendatang, ditetapkan bahwa semua produk smartphone 4G FDD (Frequency Division Duplexing) harus sudah memenuhi TKDN minimal 30 persen, sedangkan smartphone 4G TDD (Time Division Duplexing,) baru akan tersentuh regulasi TKDN pada 2019 mendatang.

Dengan demikian, 3 kementerian terkait akan memiliki peran masing-masing yang berbeda sesuai ranah operasionalnya. Kemenkominfo, misalnya, akan berperan sebagai pembuat kebijakan, yang tidak hanya dilihat dari sisi pelanggan, tetapi juga dari sisi jaringan.

Kemudian Kemendag bertugas dalam mengatur mengatur perizinan impor dan peredarannya berdasarkan pada rekomendasi yang dikeluarkan oleh Kemenkominfo. Sementara Kemenperin, berwewenang dalam melakukan pengawasan atas distribusi dan sisi industri, yang antara lain meliputi penghitungan komposisi dari TKDN itu sendiri.

2. Penutupan situs film dan musik ilegal

Ilustrasi Smartphone
Ilustrasi Smartphone (Liputan6.com/Sangaji)

2. Penutupan situs film dan musik ilegal

Di Indonesia, pembajakan karya cipta hingga saat ini masih menjadi masalah serius lantaran menimbulkan kerugian bagi si pemilik hak cipta dan pihak terkait lainnya. Sebagai wujud nyata untuk mengatasinya, Kemenkominfo memutuskan untuk memblokir akses terhadap 22 situs film ilegal dan 22 situs musik ilegal.

Menurut data Asosiasi Industri Rekaman Indonesia (ASIRI), 22 situs musik ilegal tersebut mencapai 430.000 orang setiap bulannya.

Sebagai contoh, jika satu orang mengunduh satu lagu, dengan asumsi harga satu lagu Rp 7.000, maka kerugian yang ditimbulkannya kira-kria mencapai Rp 66 miliar per bulan, sehingga potensi pendapatan negara dari pajak yang hilang mencapai Rp 6,6 miliar per bulan.

3. Lisensi, komersialisasi dan refarming 4G-LTE

Juga di awal kuartal ketiga 2015, pemerintah resmi mengomersialisasikan jaringan 4G-LTE (Long Term Evolution) di frekuensi 1800 Mhz.

Terhitung 6 Juli 2015, ada 5 operator telekomunikasi yang mengantongi lisensi operasi layanan 4G-LTE di frekuensi tersebut, yaitu Smartfren, Indosat, Telkomsel, XL Axiata, dan Hutchison 3 Indonesia (Tri).

Bersamaan dengan peluncuran komersialisasi 4G LTE 1800 MHz itu, kelima operator tersebut juga melakukan deklarasi peluncuran layanan 4G LTE masing-masing secara serentak di lima kota yang berbeda. Telkomsel meluncurkan 4G-LTE di Makassar, Indosat di Balikpapan, XL di Lombok, Smartfren di Batam, dan Tri di Banjarmasin.‎

Kemudian, memasuki pertengahan kuartal keempat 2015 ini, tepatnya pada tanggal 17 November 2015, penataan ulang frekuensi (refarming) di 1.800 MHz dinyatakan selesai. Dengan demikian, operator seluler yang mengantongi lisensi 4G-LTE dapat segera menghadirkan layanannya di frekuensi tersebut secara nasional.

4. Pertemuan dengan pemodal ventura di Silicon Valley

Tiongkok Blokir Ratusan Situs dan Ribuan Akun Porno
Pengguna internet (ist.)

4. Pertemuan dengan pemodal ventura di Silicon Valley

Sillicon Valley masih menjadi 'kiblat' bagi teknologi dunia. Maka sangat masuk akal, jika pemerintah kita melakukan kunjungan ke sana. Dan pada Rabu 28 Oktober 2015 lalu, Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara bertemu dengan para pemodal ventura (venture capital/VC) di Silicon Valley.

Saat itu ia tidak sendirian, melainkan ditemani lima teknopreneur Indonesia, yang startup atau perusahaan rintisannya terbilang besar, yaitu Nadiem Makariem (Go-Jek), William Tanuwijaya (Tokopedia), Ferry Unardi (Traveloka), Andrew Darwis (Kaskus), dan Emirsyah Satar (Mataharimall.com).

Pertemuan dengan para VC tersebut diharapkan dapat meyakinkan mereka, dengan mengacu pada keberhasilan lima startup Indonesia yang turut hadir, bahwa Indonesia sangat mampu untuk menjadi pemain teknopreneur.

Selain memboyong lima teknopreneur tadi, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani, serta Kepala Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) Triawan Munaf juga turut hadir.

Dan seperti diketahui, pemerintah menargetkan Indonesia menjadi kawasan digital ekonomi terbesar di Asia Tenggara, sehingga membidik e-Commerce sebagai salah satu pendongkrak utamanya.

5. Kerja sama Balon Google (Google Loon)

[INFOGRAFIS] Mengenal 4G LTE di Indonesia
Perkembangan teknologi bergerak cepat, terlebih di bidang teknologi komunikasi. Pembahasan kali ini adalah teknologi 4G LTE di Indonesia.

5. Kerja sama Balon Google (Google Loon)

Di samping rombongan Kemenkominfo dan kelima teknopreneur, tiga operator telekomunikasi juga turut bertandang ke Negeri Paman Sam pada akhir Oktober lalu yaitu Telkomsel, Indosat, dan XL. Namun ketiganya bukan menemui para pemodal ventura, melainkan melakukan kesepakatan dengan Google di Laboratorium Google X di Mountain View, California.

Terhitung mulai tahun depan, ketiga operator tersebut akan mulai melakukan uji coba atas Project Loon. Tujuannya, dalam rangka menyokong koneksi LTE, yang akan menjangkau lebih dari 100 juta orang di Indonesia untuk memberikan mereka kesempatan mengakses pendidikan, budaya, dan ekonomi.

Diungkapkan, balon Google akan mengudara di Indonesia selama satu tahun pada ketinggian kurang lebih 20 kilometer di atas permukaan bumi pada lapisan stratosfer, dengan menggunakan frekuensi masing-masing operator di spektrum 900 Mhz.

Kehadiran balon Google ini dianggap akan membantu para operator telekomunikasi dalam memperluas jaringannya yang sudah ada supaya dapat menjangkau kawasan terpencil.

(Why/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya