Biaya Listrik Masjid Nabawi Capai Rp35 Miliar per Bulan tapi Tak Ada Kotak Infak, Siapa yang Membayarnya?

Dari jumlah konsumsi tersebut, biaya listrik Masjid Nabawi setiap bulannya bisa menembus angka 2 juta dolar Amerika, atau sekitar Rp35 miliar

oleh Liputan6.com Diperbarui 24 Apr 2025, 13:30 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2025, 13:30 WIB
Ribuan jemaah haji menuju Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi, untuk menjalankan sholat Jumat perdana
Ribuan jemaah haji menuju Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi, untuk menjalankan sholat Jumat. (Liputan6.com/Nafiysul Qodar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Masjid Nabawi di Madinah dikenal sebagai salah satu masjid terbesar dan termewah di dunia. Tidak hanya memiliki nilai spiritual tinggi, namun juga menyimpan fakta mengejutkan terkait operasionalnya.

Salah satu aspek yang mencengangkan adalah biaya listrik bulanan yang harus ditanggung untuk memastikan seluruh aktivitas ibadah berjalan lancar dan nyaman.

Dikutip dan dirangkum dari tayangan video di kanal YT @islamitumenakjubkan Rabu (23/04/2025), disebutkan bahwa Masjid Nabawi menghabiskan energi listrik dalam jumlah yang luar biasa setiap bulannya.

Dengan luas area mencapai 400.000 meter persegi dan kapasitas tampung hingga 1 juta jamaah, kebutuhan energi di masjid ini benar-benar fantastis.

Masjid Nabawi dilengkapi dengan teknologi canggih dan fasilitas modern untuk menunjang kenyamanan para jamaah yang datang dari seluruh penjuru dunia.

Beberapa fasilitas yang tersedia di masjid ini antara lain 250 payung raksasa otomatis, 10.000 lampu, 6.000 pengeras suara, 4.000 kamera pengawas (CCTV), serta 400 unit AC berukuran besar.

Tak hanya itu, terdapat pula ratusan monitor dan sistem kelistrikan lainnya yang terus menyala selama 24 jam setiap harinya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Tak Ada Kotak Amal

Suasana di Masjid Nabawi, Kota Madinah.
Suasana di Masjid Nabawi, Kota Madinah. (Liputan6.com/Nafiysul Qodar)... Selengkapnya

Masjid Nabawi tercatat menggunakan konsumsi energi listrik harian mencapai 50 megavolt ampere (MV amp), angka yang tergolong sangat tinggi untuk ukuran bangunan ibadah.

Dari jumlah konsumsi tersebut, biaya listrik Masjid Nabawi setiap bulannya bisa menembus angka 2 juta dolar Amerika, atau sekitar Rp35 miliar.

Angka ini tentu menjadi sorotan banyak orang karena menunjukkan betapa besar perhatian dan dukungan terhadap rumah ibadah umat Islam.

Namun yang mengejutkan, meskipun biaya operasional sangat tinggi, tidak ditemukan satu pun kotak amal yang beredar di dalam masjid seperti yang umum terjadi di masjid-masjid Indonesia.

Tidak ada kotak infak, tidak ada seruan penggalangan dana yang biasa terdengar di masjid-masjid lokal. Semua berjalan senyap dan tertata dengan rapi.

Dana operasional Masjid Nabawi, termasuk biaya listrik, disediakan penuh oleh pemerintah Arab Saudi melalui Kementerian Wakaf dan Kebudayaan.

Kebijakan ini berlaku bukan hanya untuk Masjid Nabawi di Madinah, tapi juga untuk Masjidil Haram di Makkah dan masjid-masjid besar lainnya di dua kota suci tersebut.

Siapa yang Membayar Biaya Listrik?

Suasana di Masjid Nabawi, Kota Madinah.
Suasana di Masjid Nabawi, Kota Madinah. (Liputan6.com/Nafiysul Qodar)... Selengkapnya

Pendanaan oleh negara memungkinkan masjid-masjid ini beroperasi maksimal tanpa membebani jamaah dengan biaya tambahan atau permintaan donasi.

Hal ini menjadi bentuk nyata bagaimana sebuah negara memberikan perhatian dan penghormatan tinggi terhadap pusat ibadah umat Islam.

Melalui dana publik yang dikelola dengan baik, kenyamanan jamaah tetap terjaga tanpa mengurangi nilai spiritualitas di dalamnya.

Kondisi ini juga menjadi doa dan harapan bagi umat Islam di seluruh dunia, agar bisa beribadah langsung di Masjid Nabawi dengan segala kemegahan dan kenyamanannya.

Doa agar diberikan rezeki yang cukup untuk bisa mengunjungi masjid Nabi Muhammad SAW pun menjadi bagian dari harapan banyak orang.

Keindahan dan kemegahan Masjid Nabawi tidak hanya terletak pada arsitekturnya, namun juga dalam cara pengelolaannya yang profesional dan penuh penghormatan.

Masjid ini menjadi teladan bagaimana rumah ibadah bisa menjadi tempat yang bersih, nyaman, modern, namun tetap sakral dan penuh keberkahan.

Semoga semua umat Islam diberi kesempatan oleh Allah untuk bisa menunaikan ibadah di tempat suci ini, baik dalam ibadah haji maupun umrah.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya