Simak 7 Poin Inti Hasil Pertemuan Menkominfo dan Bos Google

Berikut ini rangkuman inti dari pertemuan Menteri Kementerian Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, dan Bos Google, Sergey Brin.

oleh M Hidayat diperbarui 30 Des 2015, 07:10 WIB
Diterbitkan 30 Des 2015, 07:10 WIB
Bos Google Sergey Brin dan Menkominfo Rudiantara
Bos Google Sergey Brin dan Menkominfo Rudiantara (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Seperti diberitakan sebelumnya, di sela-sela kunjungannya ke Indonesia, bos Google, Sergey Brin, menyempatkan diri untuk bertandang ke kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Senin (28/12/2015) lalu. 

Tentu saja, sebagai Kementerian yang menangani antara lain hal-hal 'berbau' teknologi, Kementerian yang dipimpin oleh Rudiantara ini membicarakan topik strategis dengan raksasa internet dunia tersebut.

Berikut ini 7 poin utama yang dapat dirangkum dari pertemuan Rudiantara dan Sergey Brin:

1. Kunjungan ke Raja Ampat
Menkominfo bersama Brin berbincang secara umum terkait kunjungan Sergey Brin ke Raja Ampat, Sorong, Papua. Memang, pria kelahiran Rusia itu baru saja menjalani liburan di 'surga' di timur Indonesia tersebut.

2. Google Dukung Aplikasi Indonesia "Go Global"
Menkominfo menyampaikan bahwa sewaktu kunjungan ke Silicon Valley, Presiden Joko Widodo tidak dapat hadir karena mempercepat waktu lawatannya sehubungan dengan kasus asap di Indonesia pada saat itu.

Kendati demikian, Menkominfo menjelaskan bahwa Presiden sangat peduli terhadap bagaimana memajukan ekonomi digital nasional, serta cara agar ekonomi digital di Tanah Air dapat menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.

Diungkapkan pria yang akrab disapa Chief RA itu, Presiden masih ingin mengunjungi Silicon Valley di lain waktu. Brin pun menyambut baik hal ini dan menilainya sebagai sesuatu yang penting dalam rangka memajukan digital economi.

Di Indonesia sendiri saat ini sudah ada beberapa pelaku digital ekonomi yang sangat berkembang dengan cepat, misalnya layanan transportasi berbasis aplikasi smartphone. Dalam hal ini, Google juga mendukung supaya aplikasi besutan anak Indonesia bisa "go global".

Selanjutnya

3. Ambisi Indonesia Jadi Basis Ekonomi Digital Terbesar diAsia Tenggara
Menkominfo menyampaikan pandangannya terkait upaya menjadikan Indonesia sebagai basis ekonomi digital yang besar dan terbesar di Asia Tenggara; yaitu dengan menciptakan 1.000 technopreneur hingga 2020.

Di sini lah, Google dapat memainkan perannya untuk menciptakan bibit-bibit (seed) startup potensial. Hal ini sangat didukung oleh Brin, dan pihaknya akan menambah target program pengembangan technopreneur di Indonesia, sehingga mewujudkan sebagian dari 1.000 startup tersebut.

4. Device dengan Harga Murah
Selain aspek application dan network, Menkominfo juga memaparkan aspek perangkat (device) di Indonesia. Dalam hal ini, tujuannya adalah bagaimana memproduksi smartphone atau perangkat dengan harga sangat murah untuk Indonesia.

Salah satunya adalah melalui AndroidOne. Brin sangat tertarik dan antusias akan hal itu, serta akan melakukan sejumlah upaya bagi Indonesia dalam menghadirkan device murah.

Selanjutnya

5. Balon Internet Loon
Tak ketinggalan, informasi lanjutan tentang Project Loon, hasil kunjungan Menkominfo ke Google beberapa waktu lalu, serta aspek teknis (meliputi kebutuhan spektrum frekuensi untuk backhaul) juga menjadi salah satu poin yang diperbincangkan.

Project Loon, menurut Menkominfo, adalah sisi pemenuhan akses dan bagus untuk wilayah rural. Brin juga menanggapi bahwa dengan kondisi geografis Indonesia, Loon sangat cocok lantaran bisa menjangkau luas area permukaan dengan diameter mencapai 80 kilometer.

Sepanjang 2016, Project Loon akan diuji coba di langit Indonesia. Dalam uji coba ini, Google telah resmi menggandeng tiga operator seluler di Tanah Air, yakni Telkomsel, Indosat, dan XL. Adapun, uji coba ini akan dilakukan di frekuensi 900 MHz milik ketiga operator. Beberapa lokasi daerah rural telah diidentifikasi untuk menikmati layanan 4G Broadband dengan solusi Project Loon ini. 

6. Google Tepis Isu Jadi Operator Seluler
Prinsipnya, Google tidak akan pernah dan tidak menjadi operator seluler baru di Indonesia, melainkan hanya akan menjadi penyedia teknologi "menara dan eNodeB (BTS) di angkasa". Proyek ini akan dipergunakan untuk kepentingan komunikasi saja. Dan dengan batasan2 yang tegas dan jelas, Google menyepakati ketentuan yang ada.

Bagi Indonesia, Project Loon adalah solusi alternatif dan komplementer (pelengkap) untuk memperluas penetrasi 4G di daerah pedesaan rural, perbatasan, maupun wilayah-wilayah maritim yang memadai dan terjangkau bagi masyarakat.

Apabila dilakukan melalui metode konvensional (bangun menara), hal tersebut sulit dilaksanakan karena logikanya tidak mungkin bisa memasang menara telekomunikasi di laut.

Selanjutnya

7. Diskusi Google Fiber Project
Yang juga menjadi pembahasan adalah bahwa Indonesia akan menata jaringan pita lebar tetap (fixed broadband) secara serius pada 2016 nanti. Kominfo pun telah mempelajari inisiatif Google Fiber.

Melalui inisiatif tersebut, terjalin sebuah kerja sama yang sangat baik antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah di Amerika Serikat dan penyelenggara TIK termasuk Google, dengan prinsip-prinsip open access, non-diskriminatori, serta partisipasi semua pemangku kepentingan (stakeholder), yang menawarkan kemudahan dan manfaat layanan fixed broadband bagi masyarakat setempat.

Kominfo ingin mempelajari model kerja sama seperti Google Fiber supaya dapat dijadikan sebagai salah satu referensi percepatan pembangunan fixed broadband di Indonesia.

Seperti disebutkan di atas, ketersediaan perangkat 4G murah menjadi salah satu tujuan kebijakan Kominfo. Kelak pada 2017 perangkat 4G bisa terjangkau oleh masyarakat. Kominfo berharap Google bisa membantu ekosistem manufaktur dan pengembang aplikasi di tanah air untuk menyediakan solusi perangkat 4G murah sebagaimana pernah dilakukan dalam inisiatif Android One.

(Why/Cas)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya