Singapura Akan Buat Rumah dari Printer 3 Dimensi untuk Warganya?

Pihak berwenang di Singapura telah mengumumkan rencana untuk memberikan warganya rumah-rumah yang dibuat dari printer 3 dimensi (3D Printer)

oleh M Hidayat diperbarui 21 Feb 2016, 14:17 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2016, 14:17 WIB
Rumah dengan Komponen yang Dibuat dari 3D Printer
Rumah dengan Komponen yang Dibuat dari 3D Printer. Kredit: Singapore Centre for 3D Printing

Liputan6.com, Jakarta - Pihak berwenang di Singapura telah mengumumkan rencana untuk menyediakan warganya rumah yang dibuat dari printer 3 dimensi (3D Printer). Menurut informasi dari 3D Printing Industry, yang dikutip dari Science Alert, Minggu (21/2/2016), saat ini pihak berwenang tengah melakukan studi kelayakan.

Jika rencana ini mendapat lampu hijau, lantai rumah akan dicetak secara terpisah dan kemudian dirakit di tempat layaknya kepingan Lego. Tujuannya, untuk menggunakan mesin dalam membangun rumah bagi penduduk lansia Singapura tanpa bergantung pada tenaga kerja asing, meskipun teknologi beton cetak di pusat skema tersebut masih dalam tahap pengembangan.

Sebuah perusahaan Tiongkok sebelumnya telah bereksperimen dengan agregat beton untuk membangun rumah, sedangkan proyek di Italia baru-baru ini berhasil membuat rumah dengan melibatkan penggunaan tanah liat.

Terkait rencana proyek rumah cetak 3 dimensi di Singapura, tidak setiap bagian dari rumah akan dibuat dari 3D Printer. Diungkapkan, hanya komponen struktural utamanya saja yang dibuat dengan bantuan 3D Printer.

The Singapore Centre for 3D Printing mengatakan, pihaknya sudah berhasil membangun tiga bangunan bergaya asrama menggunakan metode Prefabricated Pre-Finished Volumetric Construction yang sudah ada. Lebih lanjut, mereka menuturkan bahwa sebuah substansi berbasis beton dan 3D printer baru akan perlu dikembangkan sebelum rencana ini dapat menjadi kenyataan.

"Di daerah perumahan ada tantangan cukup besar. Kami harus mengembangkan semua ini dari awal ... Industri konstruksi biasanya sangat konservatif: bangunan cenderung menjadi salah satu industri terakhir untuk mencoba sesuatu yang baru," ujar Chua Chee Kai dari 3D Printing told GovInsider, dikutip dari Science Alert.

Rumah pertama (atau sebagian rumah) dari 3D Printer ini akan tersedia dalam tiga tahun ke depan, selama pihak berwenang dapat memastikan keselamatan rumah tersebut. Setiap biaya komponen yang tidak dapat dicetak secara efektif masih bisa dibuat menggunakan metode tradisional.

Jika kelangsungan dari inisiatif ini dapat dibuktikan, manfaat yang jelas terlihat antara lain: 3D Printer tidak memerlukan gaji dan tidak ada waktu istirahat--beda dengan pekerja manusia--, dan dapat menghasilkan desain identik dalam waktu singkat. Di luar pembangunan rumah, Centre for 3D Printing juga menjajaki kemungkinan penggunaan teknologi yang sama untuk fasilitas militer dan medis.

(Why)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya