Hotman Paris Dinasihati Dokter Singapura Usai Tragedi Abses Hati: Sudah Waktunya Slow Down

Liputan6.com, Jakarta Perlahan tapi pasti Hotman Paris Hutapea mengubah gaya hidup setelah ambruk di Pengadilan Negeri Jakarta Utara kala menghadiri sidang kasus pencemaran nama baik dengan terdakwa Razman Nasution.

Kondisi fisiknya kini prima meski harus disuntik antibiotik tiap hari untuk menekan populasi bakteri di liver atau levernya. Bagi Hotman Paris ambruk akibat abses hati adalah momen langka dalam hidup.

“Enggak ada masalah, sekarang gue dansa lagi bisa. Saya 38 tahun jadi pengacara tidak pernah sakit. Saya tidak pernah sakit kecuali demam berdarah 2 kali. Enggak pernah sakit gue. Itulah,” katanya.

Masih segar dalam ingatan ketika dilarikan ke Rumah Sakit Mount Elizabeth Singapura dan dirawat intensif selama beberapa hari. Kala itu tim dokter menyampaikan nasihat penting untuk Hotman Paris.

“(Biasanya aku) jam 3 (dini hari) pulang, jam 7 sudah kerja lagi. Aku begitu terus-menerus. Dokter di Singapura mengatakan, time to slow down. Sudah waktunya untuk slow down,” ujar Hotman Paris.

Melansir video klarifikasi di kanal YouTube Intens Investigasi, Kamis (20/3/2025), Hotman Paris mengapresiasi peran penting keluarga sebagai sistem pendukung dalam karier maupun kesehatannya.

Istrinya dengan telaten tiap hari menyuntikkan antibiotik lewat selang medis yang menancap di lengan kanan. Selain itu, Hotman Paris menyanjung putrinya, Felicia Putri Parisienne Hutapea.

“Putri saya pengacara di London, dia ditempatkan di singapura. Yang merawat saya kemarin di Singapura dia terus,” beri tahunya. Sebelumnya, Hotman Paris menjelaskan duduk perkara ambruk di pengadilan.

Pesohor dengan 9 jutaan pengikut di Instagram itu menyinggung abses hati yang sempat jadi perbincangan publik. Ini berawal ketika bakteri menyelinap ke tubuhnya kemudian diperangi sel-sel darah putih. Bakteri-bakteri yang telah mati kemudian menumpuk di lever.

“Katanya ada bakteri masuk ke lever gue. Bakteri ini berantem sama sel darah putih. Sel darah putih kan membunuh bakteri. Bakteri ini mati, menumpuk di lever. Sesudah dia menumpuk, berubah menjadi nanah, masuk ke darah,” katanya. Dari situlah terjadi infeksi.