Konsumen Online Lebih Kepincut Barang Bekas Ketimbang Baru

OLX bisa dibilang menjadi satu dari beberapa platform iklan online dengan konsep yang memboyong tren belanja barang bekas secara online.

oleh Jeko I. R. diperbarui 26 Agu 2016, 15:45 WIB
Diterbitkan 26 Agu 2016, 15:45 WIB
OLX
Daniel Tumiwa, CEO OLX bersama Edward Kilian, CMO OLX dalam Media Briefing OLX #BekasJadiApapun di Bonobo Restaurant, Jakarta, Jumat (26/8/2016). (Liputan6.com/ Jeko Iqbal Reza)

Liputan6.com, Jakarta - OLX bisa dibilang menjadi satu dari beberapa platform iklan online dengan konsep C2C (consumer-to-consumer) yang telah memboyong tren belanja barang bekas secara online bukan jadi perkara gengsi lagi.

Buktinya, banyak para konsumen OLX cenderung memilih barang bekas di OLX karena harga yang lebih terjangkau, namun masih memiliki kondisi yang baik.

Hal tersebut diketahui akibat dorongan kebiasaan baru di mana konsumen mau tak mau harus mengikuti gaya hidup paling update, modern, praktis dan nyaman.

Maka dari itu, untuk bisa menyelami alur ini, para pengguna seringkali terbentur masalah dana, untuk memperolehnya dalam waktu singkat pun mustahil. Karena itu, banyaknya barang bekas yang dijual di OLX menjadi alternatif bagi mereka untuk tetap memenuhi kebutuhan yang diinginkan.

Seperti disampaikan Daniel Tumiwa, CEO OLX pada sesi Media Briefing OLX yang diadakan di Bonobo Restaurant, Jakarta, Jumat (26/8/2016), semua orang memimpikan sebuah kualitas hidup yang lebih baik, sayangnya hal itu tak mudah diwujudkan.

Ia juga memberikan contoh di mana eCommerce tidak dapat memberikan akses bagi masyarakat Indonesia untuk bisa mendapatkan apa yang mereka butuhkan karena masalah keterbatasan dana.

“Hal semacam ini menjadi inspirasi kami untuk melakukan berbagai inisiatif, membuka akses bagi sebanyak mungkin masyarakat Indonesia untuk bisa maju dan meningkatkan kualitas hidup mereka,” kata Daniel.

Ia pun mengungkapkan hasil survei OLX yang dilakukan pada belum lama ini, di mana mayoritas responden melihat bahwa tren barang bekas rupanya menarik banyak minat konsumen.Karenanya, para pengguna OLX yang berperan sebagai penjual di sini mengumpulkan banyak jenis barang untuk dijadikan modal dalam mencapai keinginan atau mimpinya, seperti meng-upgrade smartphone.

“Ketika ingin membeli smartphone jenis A, di mana jadi yang baru dirilis dengan harga tinggi, pasti konsumen akan mengumpulkan barang bekas yang ada untuk dijual, sehingga uang yang didapat nantinya dijadikan dana untuk membeli smartphone jenis A tersebut,” sambungnya.

Meski begitu, barang-barang bekas di OLX diklaim kebanyakan sebagai barang baru. “Banyak sekali barang second hand yang dijual merupakan barang keluaran terbaru dan dijual beberapa bulan setelah peluncuran. Misalnya, Galaxy S7 32GB yang belum lama diluncurkan, saat ini sudah beredar dalam kondisi second mulai dari Rp 6,5 juta,” kata CMO OLX Edward Killian pada saat yang bersamaan.
Daniel Tumiwa, CEO OLX dalam sesi presentasinya. (Liputan6.com/ Jeko Iqbal Reza)
Karena itu, OLX berinisiatif meluncurkan kampanye #BekasJadiApapun yang mana bertujuan mengajak konsumen memanfaatkan barang-barang bekas mereka untuk menjadi modal mewujudkan mimpi atau keinginannya.

Jika konsumen berhasil mewujudkan apa yang mereka inginkan dalam kampanye ini, dalam hal sudah berhasil menjual barang-barang bekas mereka di OLX, mereka akan diberikan reward khusus.

Reward-nya tergantung dari masing-masing kategori. Kategori otomotif akan mendapatkan voucher bahan bakar gratis dalam waktu satu tahun, sedangkan untuk kategori gadget akan dapat voucher pulsa gratis setahun, sedangkan untuk kategori lainnya akan dapat voucher belanja satu tahun penuh,” pungkas pria yang akrab disapa Kiki ini.

Kini, OLX sudah digunakan lebih dari 1 juta pengguna aktif lewat aplikasi yang ada di perangkat iOS dan Android setiap harinya. Untuk setiap bulannya, mereka telah memfasilitasi 1,6 juta transaksi dengan nilai transaksi lebih dari Rp 37 triliun.

(Jek/Ysl)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya