Liputan6.com, Jakarta Layanan hosting file Dropbox meminta pengguna untuk mengganti password. Hal ini diklaim sebagai bentuk pencegahan, bukan karena layanan itu telah diretas.
Dilansir Business Insider, Selasa (30/8/2016), Dropbox menjelaskan langkah keamanan tersebut di blog-nya. Layanan ini meminta pengguna untuk mengganti password yang belum pernah diubah sejak pertengahan 2012.
"Tidak ada indikasi password kalian telah diakses secara tidak tepat," jelas Dropbox.
Dropbox menjelaskan bawah tim keamanan selalu memperhatikan jika ada ancaman-ancaman baru terhadap para pengguna. Sebagai bagian tindakan keamanan itu, Dropbox melihat ada sejumlah kredensial pengguna yang belum berubah sejak 2012.
Baca Juga
Adapun, Dropbox menggunakan metode hashed dan salt untuk menjamin keamanan password. Kredensial itu diduga berkaitan dengan insiden beberapa tahun lalu.
Pengguna Dropbox pada 2012 mengeluh mendapatkan spam di alamat email, yang hanya mereka gunakan untuk Dropbox. Berdasarkan hasil investigasi, ada sejumlah username dan password yang dicuri dari situs lain dan digunakan untuk sign in ke sejumlah akun Dropbox.
Salah satu password yang dicuri ternyata digunakan untuk mengakses akun karyawan Dropbox yang berisi dokumen proyek dan sejumlah alamat email pengguna. Hal tersebut diyakini sebagai penyebab beredarnya spam.
Untuk langkah keamanan terbaru ini, Dropbox menjamin bukan dilakukan karena layanan itu telah menjadi korban serangan hacker.
Namun sebagai salah satu bentuk pencegahan dan menjamin keamanan data pengguna, Dropbox menyarankan pengguna untuk mengganti password jika belum pernah mengubahnya sejak 2012.
(Din/Cas)