Liputan6.com, Jakarta - Penghitungan suara Pilkada DKI Jakarta pada 15 Februari 2017 tak bakal membutuhkan waktu lama dengan kehadiran aplikasi MataRakyat besutan inTouch Innovate Indonesia.
Dengan memakai aplikasi ini, hasil Pilkada DKI Jakarta bisa diketahui langsung setelah penghitungan suara selesai dilakukan di Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Apa yang mendasari sebuah perusahaan teknologi informasi membuat aplikasi tanpa imbalan alias gratis? Apakah ada kepentingan di dalamnya?
Advertisement
Baca Juga
CEO inTouch Innovate Indonesia Hendra Kendro menegaskan bahwa aplikasi ini tidak terikat kepentingan dengan partai politik (parpol) dan lembaga survei mana pun.
"Sebagai profesional di bidang IT, kami merasa terpanggil membuat sebuah aplikasi penghitungan suara Pilkada DKI Jakarta. Dibandingkan aplikasi lain, MataRakyat adalah sebuah aplikasi unik, sebab hanya dipakai pada 15 Februari saja," kata Hendra saat peluncuran MataRakyat di Jakarta, Rabu (18/1/2017).
Hendra mengatakan, cukup sulit bagi inTouch untuk menggarap aplikasi ini. "Sulit membuat aplikasi yang hanya dipakai satu hari saja. Susah mencari infrastrukturnya," tutur Hendra.
Namun, dengan bantuan Microsoft yang menyediakan layanan cloud Microsoft Azure, MataRakyat diyakini bisa jadi sebuah aplikasi yang bisa dipakai banyak orang dalam waktu bersamaan serta terjaga keamanannya.
"Dengan bantuan Microsoft Azure, aplikasi MataRakyat bisa diunduh oleh kira-kira 5 juta orang dan dipakai secara bersamaan," kata Hendra.
Sementara itu, Corporate Affairs Director Microsoft Indonesia Ruben Hattari menuturkan, alasan Microsoft ikut mendukung aplikasi MataRakyat karena mengganggap teknologi bisa mendukung transparansi dalam berbagai bidang, salah satunya Pilkada.
"Partisipasi publik sudah cukup tinggi, tetapi masih banyak hambatan. Indonesia sebagai masyarakat yang sudah cukup melek teknologi, penduduknya punya smartphone dan terkoneksi intenet. Aplikasi ini bisa menjawab berbagai tantangan," tuturnya.
Untuk membantu MataRakyat, lanjutnya, Microsoft menggunakan server yang telah diinvestasikannya di Indonesia sehingga bisa digunakan untuk memproses data secara akurat.
Terlebih dengan bantuan layanan komputasi cloud Microsoft Azure, validasi data hasil Pilkada DKI Jakarta bisa lebih cepat dan riil.
(Tin/Cas)