Indigo Jalin Jejaring Global di CEBIT 2017

Indigo.id menjalin relasi global dengan menjadi satu-satunya inkubator startup Indonesia yang hadir di CEBIT 2017.

oleh Muhammad Sufyan Abdurrahman diperbarui 26 Mar 2017, 16:00 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2017, 16:00 WIB
Ilustrasi Startup
Ilustrasi Startup. Kredit: Freepik

Liputan6.com, Bandung - Indigo.id menjalin relasi global dengan menjadi satu-satunya inkubator startup Indonesia yang hadir sebagai eksibitor di booth paviliun Indonesia pada event bisnis digital terbesar di Eropa, CEBIT, Hannover, Jerman, 20-24 Maret 2017.

Paviliun Indonesia dengan tema Archipelageek merupakan booth yang disediakan Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Perindustrian (Kemenperin) dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).

Ery Punta Hendraswara, Managing Director Indigo.id, dalam siaran pers-nya mengatakan, CEBIT secara resmi dibuka Minggu malam, 19 Maret 2017, langsung oleh dua perdana menteri yakni Kanselir Jerman Angela Merkel dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.

Tahun ini, sambung Ery, CEBIT 2017 bertemakan "Digital Business, DiConomy" yang diikuti lebih dari 3000 eksibitor serta pembicara global mulai dari Edward Snowden sampai dengan Robot Pintar Pepper.

"Indigo.id mulai buka booth kami ke umum sejak 20 Maret 2017, dan akan mengisi panel global conferences. Kami dengan senang hati mengundang diaspora, mahasiswa, dan professional ke lokasi booth kami Hall 06/F08 di Cebit Hannover," kata Ery.

Menurut dia, sebagai satu-satunya inkubator Indonesia di ajang tersebut, pihaknya akan berusaha membangun konektifitas global. Baik untuk jembatan startup Indonesia ke kancah pasar global, maupun membangun jejaring mentoring dan kerjasama dengan inkubator lainnya.

Indigo.id, sambung Ery, sudah bekerja keras mengenalkan programnya ke pasar global selama ikut pameran lima hari melalui pemaparan dan sosialisasi sejumlah portfolio binaannya selama ini ke hadapan dunia.

"Kami juga akan menjadi pembicara dalam Indonesian Business Networking, di sana akan kami presentasikan program dan karya-karya binaan kita," sambungnya.

Menurut Ery, sejauh ini, semua binaannya memiliki respon baik dan berpeluang masuk kancah global. Tidak ada istilah layanan perspektif global menjadi lebih berpeluang dibandingkan yang mengusung konten lokal.

"Semuanya berpeluang. Contohya kita cerita Angon.id (startup investasi ternak), justru investor asing malah tertarik. Para pengunjung memiliki macam-macam view, sehingga kami akan ceritakan semua binaan kami," sambungnya.

Relasi global ini terus dijalin Indigo.id guna memberikan kemudahan startup binaan menembus pasar lebih luas. Sebelum CEBIT 2017, upaya serupa dilakukan antara lain dengan menjalin aliensi strategis internal dengan PT Telekomunikasi Indonesia Internasional (Telin) untuk disosialisasikan di empat benua di dunia.

Juga, sebelumnya dilakukan Indigo.id dengan inkubator sejenis asal Malaysia, MAGIC (Malaysia Global Innovation and Creative Center), pada 30 November 2016 lalu.

Kala itu, kerjasama tersebut dilakukan Managing Director Indigo, Ery Punta dan Executive Director Entrepreneurship Developement MAGIC, Johnathan Lee di Block 3730, Cyberjaya, Malaysia, dengan turut disaksikan Director ASEAN Centre of Entrepreneurship MAGIC Yusnee Rahmat Yusof dan CEO Telkom Internasional (Telin) Malaysia Oki Wiranto.

Selain MAGIC, sambung Ery, Indigo dengan konsep serupa bekerjasama pula dengan SVA Technology Alliance yang menyambungkan start up khusus kawasan Asia Tenggara dengan jejaring startup global langsung di Silicon Valley, Amerika Serikat.

(Msu/Ysl)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya