Liputan6.com, Jakarta - Verizon akhirnya mengumumkan nama baru dari layanan Yahoo yang telah dibelinya. Perusahaan telekomunikasi asal Amerika Serikat itu memilih nama Oath sebagai hasil merger antara Yahoo dan AOL, produk milik Verizon.
Dikutip dari laman Tech Crunch, Rabu (5/4/2017), penggunaan nama baru ini diperkenalkan pertama kali oleh CEO AOL Tim Armstrong melalui akun Twitter pribadinya. Selain mengungkapkan nama Oath, Armstrong juga menggunggah logo dari perusahaan anyar itu.
Billion+ Consumers, 20+ Brands, Unstoppable Team. #TakeTheOath. Summer 2017. pic.twitter.com/tM3Ac1Wi36
— Tim Armstrong (@timarmstrongaol) April 3, 2017
Namun tak banyak informasi yang diungkap Armstrong mengenai perusahaan baru tersebut. Menurut rencana, perusahaan ini akan diperkenalkan secara resmi pada musim panas atau sekitar pertengahan tahun 2017.
Advertisement
Baca Juga
"Musim panas 2017, kami akan meluncurkan merek perusahaan digital paling merusak (disruptive)," ujar Armstrong. Karenanya, informasi lanjutan seputar perusahaan anyar ini kemungkinan baru digulirkan dalam beberapa minggu ke depan.
Untuk informasi, rencana Verizon meminang Yahoo memang sudah berhembus sejak tahun lalu. Namun keputusan akuisisi itu sempat tak berjalan mulus karena masih ada sejumlah masalah yang mendera Yahoo.
Salah satu masalah yang terbilang besar adalah pengungkapan adanya kebocoran data yang dialami oleh pengguna Yahoo. Akibatnya, Verizon meminta pengurangan nilai pembelian dari yang pernah disepakati sebelumnya.
Setelah akuisisi bisnis inti Yahoo selesai, sisa perusahaan tersebut juga dilaporkan akan berganti nama menjadi Albata Inc.
Bersamaan dengan proses akuisisi yang diprediksi rampung pada Juli 2017, kiprah Yahoo sebagai perusahaan mandiri selama 20 tahun juga dipastikan selesai.
(Dam/Ysll)