Liputan6,com, Jakarta - Semua orang mungkin tahu, 2016 bukan lah tahun yang menyenangkan untuk Samsung. Raksasa teknologi Korea Selatan ini merilis smartphone premium Galaxy S7 yang begitu laris di pasaran tahun lalu.
Sayangnya, masalah besar terjadi setelah perusahaan meluncurkan produk flagship-nya tersebut. Banyak kasus Galaxy Note 7 meledak karena baterainya kepanasan. Hal ini akhirnya membuat kesukses Galaxy Note S7 meredup.
Di 2017, Samsung mencoba untuk bangkit kembali dengan ponsel premium kebanggaannya, Galaxy S8 dan Galaxy S8 Plus. Apakah Samsung bakal berhasil?
Advertisement
Baca Juga
Mengutip laporan Ubergizmo, Sabtu (15/4/2017), Presiden Samsung Mobile Koh Dong-jin yang juga dikenal dengan DJ Koh menyebutkan bahwa pre-order Galaxy S8 sudah melampaui Galaxy S7.
"Sekarang mungkin masih sangat awal untuk menyebutkan, tetapi respon terhadap pre-order Galaxy S8 di berbagai tempat di seluruh dunia sungguh di atas harapan," kata Koh sebagaimana dilaporkan Android Headlines.
Ia tak menyebut angka pasti pre-order yang diterima Samsung untuk Galaxy S8 dan Galaxy S8 Plus. Namun, jumlah pre-order selama lima hari di Korea Selatan mencapai angka 600 ribu unit. Ia menjadikan seri Galaxy S8 sebagai senjata utama perusahaan untuk memperbaiki citra perusahaannya di Tiongkok.
Untuk mengembalikan kepercayaan konsumen, Samsung menerapkan standar pengujian keselamatan terbaru pasca-meledaknya Galaxy Note 7. Dengan standar pengujian keselamatan ini, Samsung menjamin Galaxy S8 dan Galaxy S8 Plus tak akan mengalami masalah serupa seperti Galaxy Note 7.
Samsung Galaxy S8 dan Galaxy S8 Plus diperkenalkan Samsung akhir Maret lalu. Kedua perangkat ini terbuat dari balutan material logam dan kaca. Keduanya punya desain yang sama, hanya saja Galaxy S8 Plus memiliki ukuran lebih besar.
(Tin/Cas)