Tim Pelajar Indonesia Borong Medali di Ajang Internasional

Membanggakan! Pelajar Indonesia memborong medali emas, perak, dan special awards di ajang internasional di Jerman.

oleh M Hidayat diperbarui 23 Apr 2017, 13:00 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2017, 13:00 WIB
Pelajar Indonesia memborong beberapa medali sekaligus di International Conference of Young Scientist (ICYS) 2017 di Stuttgart, Jerman. Kredit Foto: Tim Indonesia di ICYS 2017
Pelajar Indonesia memborong beberapa medali sekaligus di International Conference of Young Scientist (ICYS) 2017 di Stuttgart, Jerman. Kredit Foto: Tim Indonesia di ICYS 2017

Liputan6.com, Jakarta - Membanggakan! Demikian kata yang sangat tepat untuk disematkan kepada sejumlah pelajar Indonesia yang memborong beberapa medali sekaligus di International Conference of Young Scientist (ICYS) 2017 di Stuttgart, Jerman.

Menurut informasi dari salah satu pembina tim pelajar tersebut, Hokky Situngkir, Indonesia mengantong medali emas, medali perak, dan special award di ajang ini.

Medali emas diraih oleh Fira Fatmasiefa dan Bramasto Prasodjo, yang merupakan pelajar Chanda Kusuma School, Medan. Riset mereka, yakni Braille Learning Algorithm, memformalkan tata belajar huruf braille ke dalam komputasi.

Kemudian medali perak didapat oleh siswa SMA St. Angela, Bandung, yang bernama Alfian Sulung Budi. Ia menggelar penelitian mengenai akustika musikal alat musik tradisional sasando.

Di kategori Special Award Life Science, Sabrina Sabila dan Gusti Salsabila yang berasal dari SMA Negeri 1 Sampit, Kalimantan Tengah, mengharumkan nama Indonesia dengan riset tanaman Dayak tradisional.

"Ilmu pengetahuan itu milik mereka yang muda, yang selalu lapar, haus, dan merasa selalu belajar. Kiprah para peneliti belia ini menunjukkan itu! Prestasi mereka menunjukkan kemampuan generasi muda belia kita saat diberi kesempatan berinovasi dengan metode ilmiah," kata Hokky saat Liputan6.com hubungi, Minggu (23/4/2017).

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa inovasi para siswa tersebut menunjukkan bahwa peneliti muda Indonesia mampu berkompetisi di tingkat dunia, bahkan dengan peneliti muda dari negara-negara maju.

"Peneliti belia kita memberi harapan besar bahwa generasi masa depan Indonesia berkapasitas hebat untuk mengentaskan persoalan dengan metode ilmiah," pungkas Hokky.

Adapun beberapa siswa lainnya, yakni Nicholas Patrik dari SMP Cita Hati Surabaya dengan poster berjudul 'New Model of Complex Plan with Clyndrical Graph', meraih medali perak; Kartika Pertiwi dari SMAN 2 Wonosari mendapat medali perak berkat poster tentang arsitektur pohon untuk pencegahan erosi; serta Carissa Setiawan dari Ichtus School menyabet medali perak dengan poster tentang limbah industri ikan.

(Why)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya