Liputan6.com, Jakarta - Selain cerita guru bernama Wahkyudi, ada pula kisah menarik fasilitator Indonesia Android Kejar asal Semarang lainnya, yakni Seni Arto.
Pria kelahiran tahun 1992 itu berhasil meraih beasiswa master ke luar negeri dengan menyertakan pengalaman keikutsertaannya di Android Kejar Batch 3 kemarin dan aktivitasnya di komunitas SANDEC (Semarang Android Development Center). Dengan beasiswa dari pemerintah Taiwan, ia akan menempuh kuliah jurusan Information Engineering di National Taiwan University of Science and Technology.
Pada term IAK kemarin, ia berpartisipasi sebagai fasilitator level beginner yang beranggotakan 13 peserta. Namun, tersebab sarana dan prasarana para peserta di daerah Ungaran (12 kilometer dari kota Semarang) sangat minim, peserta yang lulus hanya tiga orang.
Advertisement
Baca Juga
"Saat itu saya bekerja sama dengan SMK Bina Nusantara untuk meminjamkan perangkat laptop ke para peserta untuk penggunaan di sekolah. Namun, ternyata kurang efektif juga untuk anak-anak," tutur Seni sedikit memelas.
Mengingat perkembangan teknologi saat ini yang begitu cepat, ia sepakat dengan Wakhyudi yang membeberkan sebuah riset bahwa seiring waktu berjalan, ada pergeseran perilaku, yang mana segala hal akan mengalami digitalisasi.
"Kalau kita sudah mempersiapkan anak-anak kita untuk belajar Android sejak dini, kita enggak akan selalu jadi konsumen. Jadi mau enggak mau kita harus beradaptasi dengan teknologi," tegas Seni.
Secara berkelanjutan Indonesia Android Kejar akan terus dilangsungkan sebagai bentuk nyata komitmen Google dalam membantu pemerintah Indonesia mempersiapkan 100.000 mobile developer hingga tahun 2020.
Pada praktiknya program ini memanfaatkan platform kursus online Udacity untuk mengembangkan aplikasi mobile dengan membentuk kelompok-kelompok belajar di komunitas-komunitas lokal yang ada. Informasi lebih lengkap mengenai Indonesia Android Kejar dapat ditemukan di g.co/dev/androidkejar.
(Why/Cas)
Tonton Video Menarik Berikut Ini: