Ketika Musik Reggae Indonesia Mulai Bertransformasi ke Digital

Para pemusik akan memperoleh lebih banyak kesempatan mendistribusikan karya mereka ke para penikmat musik di Tanah Air maupun dunia.

oleh Iskandar diperbarui 17 Sep 2017, 19:00 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2017, 19:00 WIB
MoU SINET dan Missindo Duta. Dok: SINET
MoU SINET dan Missindo Duta. Dok: SINET

Liputan6.com, Bali - Perkembangan layanan telekomunikasi, internet, dan aplikasi digital yang memiliki pangsa pasar tersendiri memberikan peluang pasar baru bagi perusahaan berbasis multimedia dan konten digital. Juga memberikan harapan baru bagi para musisi untuk memperluas distribusi karyanya kepada penikmat musik.

Melihat potensi tersebut, PT Sinergi Insani Primanet (SINET) yang bergerak di bidang multimedia dan layanan konten menggaet para musisi terbaik musik Reggae di Indonesia untuk melakukan digitalisasi. Langkah ini dilakukan lewat gelaran musik Internasional Bali Reggae Festival 2017, berkerja sama dengan Missindo Duta selaku pemilik konten dari Tony Q.

Event musik reggae terbesar di Indonesia ini sendiri baru saja diselenggarakan di pantai Mertasari Sanur, Bali pada 16-17 September 2017.

“Dalam event tersebut berkumpul tokoh dan musisi reggae, seperti Tony Q dan musisi ternama lainnya. Kerja sama antara PT SINET dan Missindo Duta diharapkan bisa mendorong sinergi positif, agar karya-karya musisi reggae bisa dinikmati dalam digital, termasuk bentuk Ring Back Tone (RBT),” kata Vini Susiany, Direktur SINET melalui keterangannya, Minggu (17/9/2017).

Vini menyebut, dengan menggaet musisi-musisi terbaik musik reggae di Indonesia untuk bergabung dengan bisnis RBT, pangsa pasar musik digital diharapkan akan semakin ramai dengan berbagai variasi genre musik.

"Demikian pula para pemusik akan memperoleh lebih banyak kesempatan mendistribusikan karya mereka ke para penikmat musik di Tanah Air maupun dunia," pungkasnya.

Penikmat musik digital disebut-sebut terus tumbuh dari waktu ke waktu, sementara layanan RBT sendiri juga berkontribusi hingga sekitar 25 persen dari pendapatan Value Added Service (VAS) operator selular.

(Isk/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya