Liputan6.com, Jakarta - Instagram secara tak sengaja mempromosikan hate speech di Facebook. Hal ini terjadi diduga karena kesalahan algoritma pada Instagram.
Mengutip The Verge, Sabtu (23/9/2017), Instagram tak sengaja menggunakan foto betuliskan "I Will Rape You" atau "Saya Akan Memperkosamu" untuk mengiklankan layanannya di Facebook.
Hal ini pertama kali dilaporkan oleh reporter media The Guardian, Olivia Solon. Adapun foto hate speech yang dipakai untuk mengiklankan Instagram adalah screenshot e-mail berisi ujaran kebencian yang dialamatkan pada Solon dan diunggahnya di Instagram.
Advertisement
Baca Juga
Iklan tersebut dilihat oleh adik Solon di akun Facebooknya dengan bunyi keterangan, "Lihat foto-foto Olivia Solon dan unggahan dari teman-teman lain di Instagram."
Sebenarnya, Solon memang mengunggah screenshot tersebut sekitar setahun lalu di akun Instagram-nya. Ia mendapatkan lima tanda like dan banyak komentar pada foto tersebut. Dengan begitu, bisa dibilang foto tersebut memiliki social engagement yang tinggi dan memicu algoritma Instagram untuk memakainya sebagai unggahan Solon yang diiklankan di Facebook.
Meski ini hanya satu contoh nyata Instagram secara tak sengaja turut mempromosikan konten ofensif, hal tersebut menunjukkan algoritma Instagram belum disiapkan untuk menyaring gambar penuh ujaran kebencian yang mungkin tampil di platform online lainnya, dalam hal ini Facebook.
Instagram is using one of my most "engaging" posts to advertise its service to others on Facebook 😂 pic.twitter.com/lyEBHQXMfa
— Olivia Solon (@oliviasolon) September 21, 2017
Pihak Instagram pun memberikan tanggapannya. "Mohon maaf karena hal ini terjadi. Ini bukanlah hal yang kami inginkan. Notifikasi ini muncul sebagai bagian dari upaya mendorong keterlibatan pengguna Facebook di Instagram. Unggahan ini diterima oleh sedikit teman Facebook pengguna," demikian pernyataan Instagram.
Pekan lalu, Facebook sebagai perusahaan induk Instagram dikecam karena seolah mengizinkan pengiklan menargetkan pengguna yang tertarik dengan ujaran kebencian yang tercantum di profil penggunanya.
Hal ini pun mendapat tanggapan dari Chief Operating Officer Facebook, Sheryl Sandberg. "Kami tidak pernah bermaksud membuat fungsi ini dipakai untuk tujuan seperti ini," katanya. Oleh karena itu, platform jejaring sosial tersebut kini menambahkan lebih banyak pengawasan manusia terkait hal-hal semacam ini.
(Tin/Cas)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: